Mohon tunggu...
Uwais AlQarni
Uwais AlQarni Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Menulis dari Hati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kota Kecil Beragam Etnis

13 November 2021   20:02 Diperbarui: 13 November 2021   20:12 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Halo sobat belajar...gimana weekendnya? Semoga seru ya...

Di blog aku kali ini, aku ingin membahas tentang kota ku. Kota Bangil. Mungkin terdengar agak asing ya di telinga kalian tentang Kota Bangil. Buat kalian yang ngga tahu, Kota Bangil adalah Ibukota Kabupaten Pasuruan yang terletak sekitar 50 Km sebelah Selatan Kota Surabaya. Bukan termasuk kota besar sih, tapi banyak keistimewaan yang menurutku jarang dijumpai di kota-kota lain.

Layaknya kota-kota lain, Kota Bangil juga memiliki sejarah panjang mulai dari zaman penjajahan dulu guys. Nah disini itu ada sosok pahlawan yang menjadi icon Kota Bangil. Beliau adalah Pak Sakera. Pak Sakera adalah salah satu masyarakat Kota Bangil yang gencar melawan penindasan di zaman penjajahan Belanda. 

Beliau ini juga sakti. Menurut cerita, beliau tidak mempan di tembak dan dilukai menggunakan senjata tajam. Namun singkat cerita, beliau akhirnya meninggal karena sebuah pengkhianatan dari salah seorang terdekatnya yang membocorkan kelemahannya yakni dipukul menggunakan bambu kuning. Dari semangat dan kegigihan beliau dalam melawan penjajah, maka tak heran jika Pak Sakera menjadi symbol Kota Bangil bahkan patungnya berdiri tegap di sudut Kota Bangil.

Tak hanya itu, Kota bangil juga merepresentasikan Kota yang multi etnis dan agama yang beragam. Disini kalian akan akan melihat banyak sekali orang-orang selain orang Jawa. Ada Orang Madura, Arab, Banjar, India, dan Cina. Agama Islam memang menjadi agama mayoritas, tapi, juga ada pemeluk agama Kristen, Katholik, Hindhu, dan Konghucu. Meskipun terdiiri dari banyak etnis dan agama yang beragam, mereka semua hidup berdampingan tanpa pernah ada konflik dan gesekan antar masyarakat.

Dari keberagaman tersebut ada yang unik nih dari segi daerah tempat tinggal dimana persebaran penduduknya bisa dibilang cenderung berkumpul menurut etnisnya. Misalnya orang Madura yang cenderung tinggal di daerah sekitar pasar tradisional, orang Cina yang cenderung bertempat tinggal di pinggir jalan raya sembari membuka usaha, Orang Arab dan Banjar yang cenderung berada di sekitar masjid Agung dan daerah dekat pondok pesantren. 

Tapi hal ini bukan menjadi tabir pembatas kerukunan antar anggota masyarakat sehingga kehidupan di Kota Bangil Nampak begitu damai dan tentram. Sungguh pemandangan yang jarang sekali ditemui khususnya di Kota-kota kecil.

Mungkin cukup segini aja, Insyallah aku akan lanjutin di part 2 yang masih tentang Kota Bangil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun