Ketika usia seorang anak memasuki masa remaja, tantangan yang ada di depan mata akan semakin terlihat.
Fiuh, saya harus kembali bersiap mendampinginya. Meski menghadapi anak bungsu, yang berarti telah "berpengalaman" dengan anak lainnya, namun tetap saja pendekatannya berbeda.
Apalagi saat ini si bungsu tengah asyik mengeksplorasi emosinya. Jeritan gembira atau umpatan kekesalan kerap terdengar menandakan suasana hatinya.
Kening berkerut mencari jalan terbaik, namun bukan berarti menyerah dan membiarkannya begitu saja.Â
Bagaimana pun dia akan berhadapan dengan beragam karakter orang. Saat ini tentu saja ia tengah belajar namun temannya masih sebaya.Â
Sebisa mungkin saya memberi pemahaman berdasarkan peristiwa. Mirip studi kasus di soal-soal ulangan. Contoh nyata memang lebih asyik dibahas karena ada unsur pengalaman.Â
Seperti hari ini waktu kami sudah siap pergi ke sekolah.
Pagi-pagi sudah siap ngojek. Motor sudah dipanasin, pengemudi sama penumpangnya sudah siap. Udah duduk malah di motor, istilahnya tinggal ngeng...Â
Eh, ngengg-nya ditunda gegara seorang tetangga datang menghampiri. Dari wajahnya kelihatan kalau ia agak gimana gitu.Â
Bingung, mau terus menghampiri apa balik lagi ngeliat kita dah siap sedia. Buru-buru saya sapa. Menanyakan keperluannya.Â