Mohon tunggu...
Usniaty
Usniaty Mohon Tunggu... Jurnalis - Publisher

â–¡ Spesifikasi Komunikasi Massa, Publisher, Trampil menulis melalui berbagai flatform media, penulis, esai, sastra, artikel, dan penulis buku Ontologi Sastra Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Fenomena "Yang Penting Gaya"

28 Oktober 2017   19:17 Diperbarui: 28 Oktober 2017   19:18 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alkisah di bumi manapun di negeri ini, dari kota sampai desa, para pencinta gaya begitu luar biasa menyalurkan hobbynya. Ada seorang teman yang rela menggadaikan gajinya sampai pensiun untuk memenuhi gaya hidupnya, karena tanpa alasan penting mengabaikan kepentingan keluarga demi sebuah alasan yakni gaya 'wah' maka dikreditlah rumah dan mobil untuk memenuhi gayanya. 

Ketika berkunjung ke rumahnya yang super wah itu, terlihat anaknya makan nasi yang disiram minyak jelantah. Dan anaknya yang masih balita kerap kali mendapat amarah bila meminta lauk yang lebih layak pada ibunya.

Miris dan sedih melihat fenomena itu karena selama berbulan-bulan bahkan sudah tahun berganti, anaknya itu makin kucel dengan tampilan kurang gizi. Dan banyak lagi kejadian aneh karena gaya, ada aja ibu-ibu yang menegur kawannya yang sederhana dengan kata kasian kuno, well mana yang kuno sebenarnya ini, orang yang memaksakan diri dianggap kaya solah-olah, atukah memilih hidup sederhana.

20171028-195105-59f46f19ed4ed64d1209bca2.jpg
20171028-195105-59f46f19ed4ed64d1209bca2.jpg
Ditingkah kebiasaan baru gaya-gayaan yang bernama 'nongki-nongki' maka lengkaplah sudah, semua ingin berselvi-ria dengan tempat nongki yang keren, andai ada pertemuan penting, atau sekali-sekali refresing bersama teman dan keluarga itu ya biasalah lumrah, tetapi bila sudah mengarah pada kebiasaan gaya yang menelantarkan keluarga maka itulah yang akan menjadi masalah.

foto-instagram-aisyah-paldar-59f4716eed4ed64ba3707462.png
foto-instagram-aisyah-paldar-59f4716eed4ed64ba3707462.png
Maka wajib bagi yang masih belum terlanjur  terpengaruh 'yang penting gaya' cepatlah ingat bahwa terjerat utang karena gaya akan sangat merugikan diri sendiri dan keluarga. Lebih baik hidup dalam kesahajaan tetapi tanpa utang.

Tidak usah malu tampil sederhana, kendaraan apa adanya, dari pada mewah tetapi hanya seolah-olah saja. Hidup susah karena gaya. Sudah ada kelainan jiwa bila lebih nyaman hidup dalam keseolah-olahan ketimbang dunia nyata yang sederhana.

Memetik satu kata jangan licin rambut karena minyak orang, maka pada diri pribadi teruslah belajar menelaah diri, bila ada yang kurang karena gaya kurang, yaah biarin aja lah. Yang perlu diperbaiki adalah sikap open heart  untuk menerima keadaan dengan rasa syukur, dan melupakan hidup pura-pura kaya tapi penuh sangkut-pautan, yang efeknya adalah malas, angkuh dan kesengsaraan akibat  'yang penting gaya' .





Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun