Secara umum produksi PT PINDAD terkait motor listrik jika dikaitkan dengan daya tempuh sekali " charger " sekitar 100 km dan waktu pengisian baterai sekitar 4 jam relatif sama dengan motor listrik yang sudah ada di pasaran saat ini.
Tidak ada yang luar biasa dan akan menjadi luar biasa jika harganya kompetitif, kualitasnya bagus, perawatan purna jual tersedia, murah dan mudah diakses.
Pada titik inilah masalah mulai bermunculan jika dikaitkan dengan motor listrik buatan RRC yang relatif berkualitas, harga bersaing, ketersediaan suku cadang ada dan murah dan mudah diakses.
Berkompetisi dengan pabrikan asal RRC untuk saat ini relatif berat, akan lebih baik bila bersinergi dan berkolaborasi dengan pabrikan asal RRC sambil menunggu terciptanya ekosistem industri motor listrik di Indonesia terbentuk dan kompetitif.
Pabrikan asal RRC saat ini mulai membangun pabrik baterai di Indonesia yang ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar global.
Tentunya PT PINDAD bisa mensinergikan pasokan suku cadang terkait motor listrik baik yang ada di luar negeri maupun yang ada di dalam negeri.
Akan lebih baik bila bila PT PINDAD buat divisi khusus motor listrik yang terjun di pasar modal untuk bisa meraih pendanaan dalam mengembangkan usaha tersebut.
Intinya adalah: untuk saat ini sudah bukan masanya lagi semuanya ditangani dan disediakan sendiri dalam mengembangkan usaha.
Diluar PT PINDAD banyak tersedia sumber daya yang melimpah termasuk sumber dana yang " menganggur ".
Yang dibutuhkan adalah kemampuan untuk bisa memanfaatkan sumberdaya dan sumber dana yang tersedia untuk memberikan keuntungan sebesar besarnya bagi semua pihak terkhusus terkait dengan motor listrik.
Apa yang dibutuhkan untuk PT PINDAD adalah adanya kemauan dan kemampuan untuk memanfaatkan potensi yang ada tersebut.
Apakah mungkin? Pasar ada, tehnologi tersedia, sumber daya dan sumber dana relatif melimpah jika mau menggalinya.
