Satu demi satu negara pecahan Uni Soviet merapat ke kubu NATO, ada yang ikut tergabung dalam Aliansi Pertahanan bersama NATO dan ada juga sebatas berhubungan baik dengan NATO dan disaat yang bersamaan bersikap tidak ramah terhadap Rusia.
Ada perasaan semakin dikucilkan oleh Blok NATO beserta sekutunya, sehingga sangatlah beralasan jika Rusia disamping sibuk memperkuat sistem pertahanan diri juga menggalang kerjasama pertahanan dengan negara lain.
Ada perasaan diperlakukan tidak adil ketika Rusia mengerahkan pasukannya di wilayah Rusia sendiri diributkan dan disaat yang bersamaan pihak NATO mengerahkan pasukannya mendekati wilayah Rusia dan keluar dari wilayah NATO itu sendiri.
Sebagai contoh Amerika Serikat dan Inggris mengirim pasukan ke wilayah Ukraina dengan alasan membantu Ukraina jika sewaktu-waktu diserang oleh Rusia.
Kesimpulan dari itu semua adalah paska bubarnya blok Uni Soviet, dunia yang awalnya menjadi unipolar (cuma blok NATO saja) saat ini menjadi bipolar setelah Rusia bangkit dari keterpurukan dan menjalin aliansi strategis dengan RRC, IRAN,KORUT, Kuba, Venezuela.
Blok NATO yang awalnya merasa sebagai" pemenang" paska bubarnya Uni Soviet harus menerima kenyataan bahwa Rusia,RRC telah menjadi raksasa baru yang sangat diperhitungkan oleh Blok NATO.
Apakah Blok NATO cs pilih jalur konfrontasi dengan Blok Rusia cs ataukah pilih jalur diplomasi dan bekerja sama untuk beberapa hal yang disepakati dan lakukan perundingan yang sangat intensif untuk yang belum disepakati??.
Satu hal yang jelas adalah konfrontasi militer hanya akan merugikan semua pihak yang berkonfrontasi.
Sudah saatnya Blok NATO cs menerima kenyataan baru bahwa telah muncul raksasa baru yang lebih baik dijadikan sebagai rekan kerjasama dari pada sebagai musuh bersama.
Kebangkitan Rusia memang luar biasa dan tidak ada yang menyangka sama sekali bahwa Rusia begitu cepat bangkit sebagai raksasa baru yang disegani baik oleh lawan maupun oleh kawan.