Industri pertahanan yang hanya mengandalkan pasar domestik relatif sulit berkembang, disaat yang bersamaan bila berusaha untuk perluasan pasar keluar negeri juga tidak mudah, banyak variabel yang harus diperhatikan agar bisa kompetitif.
Jalan yang relatif terjangkau adalah disamping produksi kendaraan/peralatan militer juga produksi kendaraan/ peralatan sipil dan fokus pada pasaran dalam negeri syukur syukur laku di pasaran ekspor.
Terobosan PT PINDAD yang membikin kendaraan taktis ringan (rantis maung) yang bisa untuk keperluan militer dan disaat yang bersamaan bisa juga untuk keperluan sipil ( tentunya dengan sedikit modifikasi) adalah sebuah langkah terobosan yang patut diapresiasi tinggi.
Terobosan baru tersebut relatif realistis, berpijak pada realitas yang ada, termasuk realitas pasar domestik.
Dari rantis maung saja bila digarap dengan sangat serius terutama terkait 3S( Sales, service dan sparepart) kedepannya akan banyak konsumen yang membeli.
Minimal dari instansi pemerintah jelas sangat membutuhkan kendaraan dengan spesifikasi yang ada pada rantis maung tersebut.
Pelan tapi pasti industri pertahanan dalam negeri terkhusus PT PINDAD mulai unjuk Gigi untuk menjadi lokomotif industri manufaktur dalam negeri.
Harus diakui bahwa kebutuhan pasar domestik dibidang manufaktur saat ini relatif sangat besar dan bisa memenuhi skala keekonomian.
Pada titik inilah kejelian Prabowo Subianto sebagai menteri pertahanan patut diapresiasi, tentunya tidak lepas dari peran para pemangku kepentingan terkait industri pertahanan dalam negeri yang mulai membuka diri untuk terjun di bidang industri sipil.