Manusia berhadapan dengan penyakit infeksi baik yang disebabkan oleh bakteri, virus,jamur, parasit, protozoa sudah berlangsung ribuan tahun dengan hasil ada yang meninggal dan banyak juga yang survive.
Ilmu pengetahuan yang terkait dengan penyakit infeksi telah berkembang begitu pesat sampai dikenal istilah " biologi molekuler"yang salah satu kegunaannya adalah mengenali penyakit infeksi ditingkat molekul (ukuran yang sangat kecil).
Demikian juga dengan Pandemi covid 19 saat ini, walaupun dari sisi penyebab (covid 19/Corona virus 19) termasuk baru, tapi dari sisi penyakit infeksi terkhusus yang disebabkan oleh virus Corona pada umumnya bukanlah hal yang baru.
Salah satu bentuk pendekatan dalam menghadapi covid 19 adalah lewat HERD IMMUNITY, dimana model pendekatan tersebut terbukti berhasil dalam menghadapi penyakit infeksi sebelumnya.
Cuma kemudian muncul kekhawatiran bila model HERD IMMUNITY diterapkan dalam menghadapi covid 19 akan terjadi masalah berupa jumlah yang meninggal banyak, jumlah yang sakit banyak sehingga RS tidak sanggup menampung yang sakit.
Olehnya itu model HERD IMMUNITY bukan menjadi pilihan utama dalam menanggulangi covid 19.
Walaupun bukan menjadi pilihan utama, ternyata untuk beberapa wilayah di Indonesia HERD IMMUNITY Covid 19 sedang berlangsung Tapi jumlah korban yang meninggal relatif sedikit dan RS juga tidak kewalahan merawat pasien covid 19.
Hal tersebut bisa dibuktikan lewat penelitian epidemiologi dimana dijumpai lebih dari 50% sampel populasi yang diteliti positif covid 19 dan mayoritas tanpa gejala (OTG).
Walaupun hasil penelitian tersebut belum diumumkan secara resmi, tapi sejatinya HERD IMMUNITY sedang berlangsung saat ini.
Jelas protokol kesehatan berupa pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dan hindari kerumunan dalam waktu lama tetap dilakukan.
Tujuannya agar "Viral Load" covid 19 dalam jumlah yang minimalis, harapannya jelas agar sebelum mengganas tubuh sudah punya kekebalan alami.