Mohon tunggu...
usman santosa
usman santosa Mohon Tunggu... Dokter - ...

Pencinta Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Setnov Disidang Titipkan dengan Kasus Antasari Ashar?

21 Desember 2017   06:31 Diperbarui: 21 Desember 2017   08:02 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam pembelaannya Antasari Ashar sempat mengajukan pertanyaan tapi tidak membutuhkan jawaban yaitu : mungkinkah dirinya jadi tersangka otak pembunuhan seandainya dirinya bukan ketua KPK??

Yang ingin disampaikan Antasari Ashar adalah : kriminalisasi yang menimpa dirinya erat kaitannya dengan jabatan yang lagi diembannya.

Kalau toh Antasari Ashar bersedia menjalani hukuman bukan berarti ybs mengakui atas perbuatan yang dituduhkan,itu semata mata karena menghormati hukum.

Terkait kasus Setnov,hal tersebut juga bisa ditanyakan balik,mungkinkah Setnov jadi tersangka korupsi seandainya dirinya bukan ketua DPR dan bukan Ketua GOLKAR???.

Nuansa politik dalam kasus yang sedang dialami Setnov cukup tinggi,baik ketika ditetapkan sebagai tersangka tahap satu maupun sebagai tersangka tahap dua.

Berkasnya secepat kilat langsung dilimpahkan ke Pengadilan seperti berpacu dalam "melodi".

Ada kesan tergesa gesa,ada kesan "dipaksakan",ada semacam "framing",penggiringan opini seolah antara penetapan tersangka,"drama sinetron"yang mengiringinya,beragam "meme"yang bermunculan di medsos,pemberitaan yang terkesan di "blow up" ada saling keterkaitan.

Pembunuhan "karakter"terhadap diri Setnov patut diduga bukan ditujukan pada diri pribadi  Setnov,tapi ditujukan pada institusi tertentu....siapa itu????

Namanya juga gosip,adakah kaitannya dengan PANSUS  KPK yang terkesan tenggelam ditelan bumi???

Adakah kaitannya dengan keinginan sebagian pihak untuk membubarkan KPK???karena terbukti sejak ada KPK  korupsi justru makin bertambah???

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun