Dalam pembelaannya Antasari Ashar sempat mengajukan pertanyaan tapi tidak membutuhkan jawaban yaitu : mungkinkah dirinya jadi tersangka otak pembunuhan seandainya dirinya bukan ketua KPK??
Yang ingin disampaikan Antasari Ashar adalah : kriminalisasi yang menimpa dirinya erat kaitannya dengan jabatan yang lagi diembannya.
Kalau toh Antasari Ashar bersedia menjalani hukuman bukan berarti ybs mengakui atas perbuatan yang dituduhkan,itu semata mata karena menghormati hukum.
Terkait kasus Setnov,hal tersebut juga bisa ditanyakan balik,mungkinkah Setnov jadi tersangka korupsi seandainya dirinya bukan ketua DPR dan bukan Ketua GOLKAR???.
Nuansa politik dalam kasus yang sedang dialami Setnov cukup tinggi,baik ketika ditetapkan sebagai tersangka tahap satu maupun sebagai tersangka tahap dua.
Berkasnya secepat kilat langsung dilimpahkan ke Pengadilan seperti berpacu dalam "melodi".
Ada kesan tergesa gesa,ada kesan "dipaksakan",ada semacam "framing",penggiringan opini seolah antara penetapan tersangka,"drama sinetron"yang mengiringinya,beragam "meme"yang bermunculan di medsos,pemberitaan yang terkesan di "blow up" ada saling keterkaitan.
Pembunuhan "karakter"terhadap diri Setnov patut diduga bukan ditujukan pada diri pribadi  Setnov,tapi ditujukan pada institusi tertentu....siapa itu????
Namanya juga gosip,adakah kaitannya dengan PANSUS Â KPK yang terkesan tenggelam ditelan bumi???
Adakah kaitannya dengan keinginan sebagian pihak untuk membubarkan KPK???karena terbukti sejak ada KPK Â korupsi justru makin bertambah???