Mohon tunggu...
Uswatul Fitriyah Osadi
Uswatul Fitriyah Osadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Instagram @pesan.us

I'm happy, hurting and healing at the same time..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tiga Metode Pembelajaran

30 November 2017   20:31 Diperbarui: 30 November 2017   20:39 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap pembelajaran dibutuhkan sebuah metode pembelajaran yang menjadi perantara guru untuk anak, metode pembelajaran ini adalah lat yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam dunia Pendidikan Anak Usia Dini dibutuhkan metode-metode pembelajaran yang mudah dan dapat mengerti anak, sehingga anak dengan mudah memahami apa yang dijelaskan dan apa yang diperintahkan oleh gurunya.

Ada tiga metode pembelajaran menurut para ahli yang memang membantu berkembangnya si anak, anatra lain :

  • Metode Karya Wisata (Out Door) Menurut Anitah pembelajaran Outdoorhampir identik dengan pembelajaran karya wisata artinya aktivitas belajar siswa dibawa keluar kelas. Pembelajaran ini harus direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis dan sistemik. Pembelajaran out door selain untuk peningkatan kemampuan juga lebih bersifat untuk peningkatan aspek-aspek psikologi siswa, seperti rasa kebersamaan yang selanjutnya berdampak terhadap peningkatan motivasi belajar siswa. Metode ii sangat cocok digunakan dalam PAUD, karena masa anak-anak selalu bersemangat dalam mengexplore sesuatu yang belum dimengerti. Metode out door ini biasanya digunakan pembelajaran dengan bermain yangdapat menumbuhkan perkembangan motorik kasar dan halus pada anak.
  • Metode Talking Stick adalah metode pembelajaran yang di lakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi. Metode pembelajaran Talking Stickdipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang berorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang diberikan dari satu siswa kepada siswa yang lainnya pada saat guru menjelaskan materi pelajaran dan selanjutnya mengajukan pertanyaan. Saat guru selesai mengajukan pertanyaan, maka siswa yang sedang memegang tongkat, itulah yang memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Metode ini hampir sama dengan metode pemecahan masalah, dimana ketika si anak mendapatkan lemperan tongkat yang aman untuk anak atau media boneka, anak akan dituntut untuk memahami pertanyakan seerhana yang dilontarkan oleh gurunya, sehingga anak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Metode ini megembangkan kognitif, bahasa dan sosioemosional anak.
  • Metode Brainstormingmerupakan bentuk dari pengembangan metode diskusi. Diskusi adalah membahas suatu masalah oleh sejumlah anggota kelompok, setiap anggota kelompok bebas untuk menyumbangkan ide, saran, pendapat, informasi yang dimiliki, dan gagasan. Sedangkan metode brainstorming menurut Parera (1991 : 190) ialah aktivitas dari sekelompok kecil yang telah berkumpul untuk memproduksi atau menciptakan gagasan yang baru, original, praktis sebanyak-banyaknya. Brainstormingmerupakan suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, dan pengalaman dari semua peserta. Metode ini memiliki tujuan untuk mengembangkan perkembangan kognitif dan sosial anak, dengan ini anak akan lebih mengenal temen-temen sebayanya yang membantu meningkatkan perkembangan sosialnya, dan dengan metode ini juga anak dapat menukar pikiran sesama teman. Dalam PAUD metode ini biasnya digunakan dalam sentra balok, permainan balok bisanya dilakukan secara berkelompok.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun