Mohon tunggu...
Usep Saeful Kamal
Usep Saeful Kamal Mohon Tunggu... Human Resources - Mengalir seperti air

Peminat masalah sosial, politik dan keagamaan. Tinggal di Depok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PKB dan 21 Tahun Bangun Adab Demokrasi

23 Juli 2019   22:42 Diperbarui: 23 Juli 2019   22:46 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis kira, sejarah ini tidak bisa dilupakan warga NU. Bagaimana kemudian santri mampu menduduki jabatan Presiden, dimana sebelumnya santri dan pesantren tak lebih hanya identik dengan kelas bawah dan terpinggirkan.

Sejak PKB didirikan pada tanggal 23 Juli 1998, banyak kalangan wabilkhusus Nahdliyin berharap Gus Dur menjadi Presiden. Bagi NU, pesantren dan santri saat itu adalah momentum bagi NU untuk menentukan nasibnya sendiri setelah 32 tahun mereka dikooptasi oleh rezim orde baru.

Pada hari ulang tahun ke-21 kali ini PKB mendapatkan kado terindah, yakni: raihan suara PKB yang kian meningkat dan terpilihnya KH. Ma'ruf Amin sebagai Wapresnya Jokowi untuk periode lima tahun kedepan.

Sejarah selalu berulang, begitulah kata para ilmuwan meskipun tidak tahu kapan sejarah itu berulang, itulah teori yang dikenal dengan teori pengulangan sejarah. Inilah yang dialami PKB hari ini, indah bukan!

Capain ini tentu tidak diraih dengan instan, tetapi dilalui melalui proses panjang dan membutuhkan kesabaran ekstra karena menyangkut hajat hidup warga pemilih PKB baik dari kalangan pesantren, petani, nelayan, buruh dan lainnya.

Penulis kira, prestasi ini tidak lepas dari peran strategis Cak Imin bersama punggawa politisi PKB yang relatif cerdik memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki ditengah keterbatasannya sebagai partai yang tidak bergelimang uang.

Istiqomah merawat tradisi kiai NU merupakan salah satu faktor Cak Imin bersama PKB mampu merajut benang-benang kehidupan Nahdliyin ditambah sosial kapital lainnya sehingga hari ini PKB mampu menduduki posisi empat besar di negeri ini.

Bila flashback, siapa yang bisa menyangka Gus Dur mampu menduduki jabatan Presiden RI keempat dimana secara modal financial beliau tidak memilikinya. Tetapi, modal sosial Gus Dur melebihi modal financial sehingga beliau mempu meraih kepercayaan dari semua pihak yang pernah diajak komunikasi  dan kemudian bersahabat.

Begitupun dengan hari ini, siapa yang menyangka KH. Ma'ruf Amin mampu menduduki jabatan Wakil Presiden RI periode 2019-2024 mendampingi Presiden Jokowi. Cak Imin, PKB dan NU dengan peran kesejarahannya memiliki tanggungjawab moril membawa negeri ini menjadi sejahtera dan maju yang kemudian diwariskan kepada anak cunya kelak dalam bingkai NKRI. Wallahu'alam bi ash-showab
Penulis adalah peminat masalah sosial, politik dan keagamaan. Tinggal di Depok.

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun