Mohon tunggu...
Usep Saeful Kamal
Usep Saeful Kamal Mohon Tunggu... Human Resources - Mengalir seperti air

Peminat masalah sosial, politik dan keagamaan. Tinggal di Depok.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Cak Imin Simbol Kader Unggul PMII

20 Juli 2018   14:05 Diperbarui: 20 Juli 2018   14:18 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersemilah, bersemilah tunas PMII

Tumbuh subur, tumbuh subur kader PMII

Masa depan kita rebut

Untuk meneruskan perjuangan

Penggalan bait lagu hyme Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini sudah tak asing dimulut dan telinga kader PMII. Lagu ini senantiasa dinyanyikan pada acara-acara formal, terlebih dalam kegiatan pengkaderan baik Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba), Pelatihan Kader Dasar (PKD), maupun Pelatihan Kader Lanjut (PKL).

Setiap kader PMII dibekali Nilai Dasar Pergerakan (NDP) sebagai amaliyah kehidupan berorganisasi dalam sebuah institusi maupun bermasyarakat. NDP  menghantarkan insan PMII untuk senantiasa tidak berhenti melakukan aksi, reaksi dan refleksi atas nilai luhur Islam.

Pemahaman atas nilai kemerdekaan (al-huriyyah), persamaan (al-musawa), keadilan (al-adalah), toleransi (tasamuh), damai (al-suhth) sebagai esensi ajaran Islam tidak melulu dimaknai dengan embel-embel simbolik, tetapi lebih cenderung substansional.

Selanjutnya, nilai-nilai luhur tadi dijadikan aras berpikir dan bertindak insan PMII  dalam konteks melakukan hubungan dengan sesamanya tentu atas balutan nasionalisme bernama Indonesia tanpa menafikan perbedaan suku, agama, ras, budaya dan lainnya.

Konsistensi terhadap pemahaman dan aktualisasi ajaran-ajaran agama yang toleran, humanis, anti kekerasan, anti radikalisme dan lainnya menjadi citra diri kader PMII. Hal ini sebagai wujud memahami Islam yang tidak tekstual, tetapi lebih kepada kontekstualnya.

Paling tidak, nilai-nilai tadi menjadi sumber kekuatan ideal-moral dari aktifitas pergerakan insan PMII tanpa berbatas ruang dan waktu. Kemudian, ia menjadi pusat argumentasi dan pengikat kebenaran dari kebebasan berpikir, berucap, dan bertindak dalam aktifitas keseharian dimanapun dan kapanpun.

Islam ala PMII yang berhaluan Ahlu Sunnah Waljama'ah (Aswaja) kemudian dijadikan sebagai manhaj al-fikr (metodologi berpikir) sehingga membentuk karakter kader yang tidak ekslusif (merasa diri paling benar) terhadap yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun