Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Pribadi yang Tak Terbeli

11 April 2022   08:47 Diperbarui: 11 April 2022   08:54 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: SHUTTERSTOCK)

Makkah yang panas semakin gerah. Quraisy heboh, terutama para pemukanya. Telah datang ke tengah mereka Rasulullah (utusan Allah) yang membawa risalah baru. Sulit mereka menyanggah kebenaran risalah yang dibawanya, karena selama ini Rasulullah sudah mereka kenal baik sebagai orang yang paling amanah.

Nafsu yang menyelimuti hati mereka telah menutupinya dari melihat kebenaran. Bagaimanapun mereka tidak mau dianggap sederajat dengan para budak. Mereka tidak mau disetarakan dengan budak-budak yang selama ini bebas diperintah bahkan ditindas.

Namun rupanya Rasulullah semakin banyak pengikutnya. Bahkan bukan hanya kalangan bawah, beberapa orang terhormat Quraisy ada yang menerima ajaran risalah baru itu dan rela menjadi pengikut Rasulullah. Mereka adalah Abu Bakar, Utsman bin Affan, bahkan kemudian orang yang paling disegani di Makkah, Hamzah bin Abdul Mutholib, pun menyatakan diri sebagai pengikutnya.

Hal ini semakin membuat para pemuka Quraisy murka. Naik tensi amarah mereka setiap mendengar pengikut Rasulullah bertambah. Berbagai cara mereka lakukan terhadap Rasulullah, dengan mengejeknya, mengintimidasinya, mengatakannya gila, atau menyebutnya tukang sihir. Namun, semuanya tidak berpengaruh. Rasulullah menerima semua perlakuan buruk itu dengan tenang.

Tidak mempan terhadap Rasulullah, sasaran mereka berikutnya adalah para pengikutnya, terutama dari golongan bawah, para budak. Mereka mendera para pengikut Rasulullah dengan siksaan yang luar biasa sadis.

Bayangkan sadisnya seorang Umayyah bin Khalf yang menyiksa budaknya, Bilal bin Rabah. Di siang terik, saat panas matahari maksimal, Bilal ditelanjanginya lalu dibaringkan di atas pasir yang panas. Tidak cukup itu, kemudian diperintahkannya budak yang lain untuk mengambil batu yang besar dan panas karena terbakar matahari, lalu diletakkan di atas perut Bilal bin Rabbah.

"Tinggalkan ajaran si Muhammad, maka kau akan bebas dari penderitaan ini. Bahkan kau akan kuberi kesenangan yang belum kau rasakan." Umayyah bin Khalf membujuk Bilal.

Hanya satu yang keluar dari mulut Bilal bin Rabah, "Ahad." Dan kata itu terus diulang-ulang, "Ahad ... ahad ... ahad."

Bayangkan pula apa yang dilakukan Abu Jahal saat menyiksa budaknya. Tidak hanya seorang tapi sekeluarga, yaitu Yassir, Sumayyah, istrinya, dan putranya, Ammar bin Yassir. Tak berbeda dengan apa yang dialami Bilal. Ketiganya diikat di bawah terik matahari, lalu dicambuk sehingga kulit-kulit tubuh mereka mengelupas mengalirkan darah. Tetapi ketiganya bertahan dengan keyakinannya, bahkan Yassir dan istrinya, Sumayyah, sampai melepaskan nyawa mereka.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun