Tidak bisa dipungkiri, semua keinginan manusia bermuara pada kesuksesan atau keberuntungan. Apapun aktivitasnya, apapun pekerjaannya, setiap kita pasti menginginkan kesuksesan.
Walaupun bentuk kesuksesan itu berbeda-beda, sesuai keinginan masing-masing. Ada yang merasa sukses menjadi pengusaha dengan omset milyaran, ada yang merasa sukses dengan menjadi juara pertama tingkat nasional, atau ada yang merasa sukses dengan menduduki jabatan yang diidam-idamkannya selama ini.
Sebagai seorang muslim tentu idealnya menjadikan al-Qur'an sebagai referensi dalam setiap tindakan, tak terkecuali untuk meraih kesuksesan. Manusia sebagai ciptaan Allah SWT sangat wajar kalau berpedoman pada kalam-kalam Sang Pencipta yang tertuang dalam al-Qur'an. Karena pesan-pesan yang disampaikan melalu utusan-Nya ini menjadi petunjuk teknis bagaimana manusia menjalani hidup di dunia.
Dalam meraih kesuksesan atau keberuntungan, Allah SWT sudah memberikan arahan di ayat-ayat awal al-Qur'an, yaitu di lima ayat pertama surat al-Baqarah. Di ayat ke-5 Allah SWT berfirman,
"Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Siapakah mereka itu? Mereka itu adalah orang-orang yang bertakwa yang mempunyai lima karakter, sebagaimana disebutkan di ayat-ayat sebelumnya.
"Kitab ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (yaitu) mereka yang beriman pada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada (al-Quran) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat." (QS. Al-Baqarah: 2-4)
Sangat jelas sekali, untuk menggapai keberuntungan syaratnya adalah dengan menjadi orang yang bertakwa, dan untuk mencapai derajat takwa mau tidak mau kita harus memiliki kelima karakter, yaitu: percaya pada yang gaib, melaksanakan salat, menginfakkan sebagian rezeki, percaya kepada al-Qur'an dan yakin adanya hari akhirat.
Percaya pada yang gaib
Dari keenam rukun iman, lima rukun bersifat gaib bagi kita, termasuk Rasulullah Muhammad SAW. Karena kita tidak pernah dan tidak akan bertemu beliau. Satu rukun lagi, percaya kepada kitab-Nya, itu pun hanya al-Qur'an yang tidak gaib, tetapi tiga kitab lainnya: zabur, taurat dan injil tetap gaib bagi kita.