Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dosa Pertama (Lagi)

7 Juli 2020   10:03 Diperbarui: 7 Juli 2020   10:16 1471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan sebelumnya tentang dosa pertama yang dilakukan makhluk terhadap kholik-nya (Allah swt), yaitu dosa kesombongan yang diperlihatkan Iblis tatkala menolak perintah Allah swt untuk sujud kepada Nabi Adam as.

Tulisan kali ini, sama tentang dosa pertama, tapi dosa yang dilakukan seorang manusia di dunia ini, di muka bumi ini. Dosa apakah itu?

Membunuh!

Ya!

Membunuh adalah perbuatan dosa pertama yang dilakukan seorang manusia dalam kehidupannya di muka bumi. Yakni dosa yang dilakukan Qabil saat membunuh adiknya sendiri Habil.

Seperti kita ketahui bersama, ketika Nabi Adam as. dan Hawa terbujuk rayuan Iblis untuk memakan buah terlarang, Allah swt pun marah, kemudian mengusir keduanya dari taman surga. Dan sejak saat itu hiduplah Nabi Adam as. dan Hawa di dunia. Seiring bergulirnya waktu, mereka pun kemudian melahirkan anak, dan setiap kelahiran selalu berupa anak kembar berpasangan, anak laki-laki dan perempuan. Yang pertama Qabil dan Iqlima, kemudian Habil dan Lubuda, dan seterusnya. (menurut riwayat Ibnu Ishaq dalam Tafsir Baghowi dan Tafsir Al-Qurthubi. Nabi Adam dan Siti Hawa melahirkan 40 anak dengan 20 kali mengandung).

Setelah anak-anak mereka dewasa, Nabi Adam as. dan Hawa berencana menikahkan mareka, yaitu dengan cara disilang. Qabil akan dinikahkan dengan saudari kembar Habil (Lubuda) dan Habil dinikahkan dengan saudari kembar Qabil (Iqlima). Namun, Qabil merasa cemburu. Karena menurutnya saudari kembarnya lebih cantik dari saudari kembarnya Habil, tapi karena ini perintah orang tua mereka, dia menurutinya, walau dalam hatinya tetap menyimpan rasa ketidakpuasan.

Kemudian Allah swt. memerintahkan mereka untuk berqurban. Habil yang seorang peternak melaksanakan perintah ini dengan memilih kambing yang paling besar, sehat dan bersih sebagai qurbannya. Sebaliknya dengan Qabil, dia seorang petani, yang dengan berat hati melaksanakan qurban ini. Dia memilih buah-buahan yang mentah dan hampir busuk sebagai qurbannya.

Allah swt kemudian menerima qurban yang diberikan Habil dan menolak qurban dari Qabil. Maka, semakin besar saja cemburu Qabil terhadap Habil, semakin bertambah ketidaksukaannya terhadap Habil. Kemudian, dalam suatu kesempatan didorong rasa cemburu tersebut dan godaan syetan yang terus memanas-manasi, Qabil tega membunuh Habil, adiknya sendiri.

Kisah ini digambarkan dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 27 sampai 31,

"Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, Sungguh aku pasti membunuhmu!" Dia (Habil) berkata, "Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertaqwa".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun