Mohon tunggu...
Puspita Wasita
Puspita Wasita Mohon Tunggu... -

Alumni Psy U.I -Jakarta Pensiunan PLN Wil 13 Semarang Istri pensiunan PNS Deptan Dirjenkan Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup Baruku

23 Januari 2019   06:27 Diperbarui: 23 Januari 2019   07:26 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aku ditinggal suamiku sudah menginjak satu tahun lebih. Satu waktu yang tidak bisa disebut pendek ataupun lama. Yang terasa adalah aku mendapatkan pengalaman hidup yang sangat berbeda , sangat tidak diduga sama sekali , bahwa begini rasanya hidup tanpa suami tercinta.

Karena suamiku sakit cukup lama kurang lebih 5 tahun , sakit kronis serius, secara teori aku sudah membayangkan bagaimana bila suamiku dijemput Sang Pemiliknya. Bagaimana hidupku yang sendiri ? Bagaimana apakah aku bisa menjalani dengan iklas dan tawakal dengan keesendirianku itu ?

Secara teori aku akan mudah mengatasi semua hal itu. Aku akan mudah mengisi waktuku, karena aku manusia yang banyak kegiatan.  

Ternyata kenyataannya tidak semudah apa yang kupikirkan dulu. Sangat sulit untuk hidup normal seperti biasanya. Semua berjalan seperti semula, semua kegiatan tidak ada yang berkurang, semua kujalani sendirian. Tapi ada satu hal yang sangat mengganggu langkah langkahku yaitu RASA RINDU YANG AMAT SANGAT pada sosok suamiku. Mengapa dia tidak ada? Mengapa dia tidak menyambutku bila aku pulang dari satu kegiatan? Mengapa tidak ada yang minta kopi atau masakan kesukaannya? Mengapa tidak ada tempat aku merajuk bila aku sedang susah? Semuanya hilang sirna tanpa penjelasan apa2 mengapa tidak ada.

Bila sudah rindu begini , semua kegiatan tidak bisa dijalankan dengan baik. Semua tersendat , hanya air mata yang terus berurai. Duh...beratnya hidupku ini.

Sering aku ingin bertanya kepada kawan2,  ibu2 yang yang sudah memiliki pengalaman seperti aku , apakah sama seperti aku? ataukah mereka baik2 saja ? Apakah ini namanya aku terlalu manja? Kurang iman dan tawakal ? kurang ini kurang itu ? semuanya yang buruk2 tentangku. Aku tidak mengerti mengapa dengan rindu suami aku dapat predikat buruk? Kalian tidak mengerti betapa aku sangat menyayangi suamiku. Betapa selama 40 tahunan kami selalu  bersama sama kemana pergi. Kami teman dari SLTA. Bisa dibayangkan kebersamaan yang berkesinambunagn dalam hidup kami. Kuliah juga sama2. Organisasi HMI juga sama2 pengurus. Dsb..dsb... tidak dapat kuceritakan  satu satu semuanya. Terlalu amat banyak.

Sekarang suamiku sudah meninggalkan aku, melenggang sendirian. Kenapa tidak menggandeng aku seperti biasanya dalam hidup kami ? Kenapa sayang?

Aku sangat menderita tanpamu sayang. Anak2 semua sibuk dengan rumah tangganya masing2 yang memang perlu penanganan khusus. Aku sangat mengerti.

Mungkin aku masih butuh waktu untuk lebih iklas dalam takdirku ini. Ini semua kehendakNYA. Maafkan hamba ya Tuhan , berilah hamba kekuatan yg lebih lagi dalam mengjhadapi takdir ini.

Aamiin Ya Robbal Alamiin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun