Mohon tunggu...
Untung Wahyudi
Untung Wahyudi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas di Beberapa Media Cetak dan Online

Penulis lepas di sejumlah media cetak dan online

Selanjutnya

Tutup

Book

Jangan Pernah Berharap Hujan Uang dari Langit

10 Agustus 2022   23:06 Diperbarui: 10 Agustus 2022   23:11 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul Buku karya Imam Al-Muhasibi (dok.pribadi / untungwahyudi)

Sebagaimana maut dan jodoh, rezeki adalah rahasia Tuhan yang tak satu pun makhluk mengetahui keberadaannya. Namun, meskipun Tuhan telah mengatur rezeki manusia, bukan berarti kita hanya bisa berpangku tangan tanpa ada usaha untuk bekerja.

Bekerja adalah bagian dari rutinitas kehidupan manusia yang sudah sepantasnya dilakukan. Bahkan, bekerja adalah bagian dari ibadah. Karena, dengan bekerja seseorang bisa menafkahi dirinya, keluarga, anak, orangtua, dan membantu orang-orang yang membutuhkan di sekitarnya.

Imam al-Muhasibi dalam kitab Al-Makasib mendedah berbagai hal berkaitan dengan rezeki yang harus dicari dan diusahakan oleh manusia. Lewat kitab karya ulama tasawuf ini, pembaca bisa belajar banyak hal tentang bagaimana memahami ketentuan rezeki, motivasi bekerja, dan alasan mengapa kita harus bekerja dan tidak menggantungkan hidup kepada orang lain.

Dewasa ini, di media sosial kita kerap melihat kaum Milenial yang memamerkan hasil kerja mereka yang begitu wah. Mereka tak pernah segan memperlihatkan hasil kerja keras mereka dan pengalaman sukses di usia muda. Mobil mewah, rumah mentereng, pakaian branded, dan lainnya, kerap menjadi tontonan menggiurkan yang tak jarang membuat orang yang melihatnya menjadi insecure. Merasa gagal menjadi manusia karena belum sukses seperti mereka.

Apa yang diperlihatkan para kaum muda di media sosial, dengan berbagai pekerjaan seperti bisnis saham, trading, dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan kecanggihan teknologi, seharusnya tidak sampai membuat kita berputus asa. Yang harus dilakukan adalah bagaimana kita bisa bekerja dan mencari rezeki yang baik dan halal, sebagaimana tuntunan Alquran dan hadis.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah dijelaskan, "Sebaik-baik rezeki yang dimakan seseorang adalah hasil jerih payahnya sendiri."

Dari hadis di atas bisa dipahami bahwa, paling baiknya rezeki yang dikonsumsi manusia adalah yang dihasilkan dari keringatnya sendiri, yaitu pekerjaan yang halal dan baik. Di zaman ini, asal mau berusaha, kita bisa mencari rezeki dari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan diri sendiri. Tak harus bekerja di gedung mewah atau menjadi pegawai negeri yang digaji Pemerintah.

Orang yang gigih dan bekerja keras dengan pekerjaan yang dijalaninya, niscaya akan mendapatkan hasil yang baik. Sebaliknya, orang yang pemalas, selalu putus asa sehingga tidak mau bekerja, mereka akan merasa susah. Jangankan untuk berbagi dengan orang lain, untuk dimakan sendiri saja tidak ada.

Lewat kitab yang versi Indonesianya berjudul Jika Tuhan Mengatur Rezeki Manusia, Mengapa Kita Harus Bekerja? ini, kita bisa bisa memaknai spirit mencari rezeki. Pembahasan yang ditulis dalam buku ini sangat relevan dengan kehidupan modern saat ini. Tema-tema yang diusung penulis sangat relevan untuk menjawab berbagai persoalan hidup masa kini.

Al-Muhasibi menegaskan, meskipun Tuhan telah menentukan kadar rezeki masing-masing untuk manusia, bahkan sebelum hari kelahirannya ke dunia, kita harus tetap melakukan ikhtiar ragawi untuk menjemput rezeki tersebut. Kehadiran buku ini bisa menerbitkan keyakinan yang utuh bahwa rezeki betul-betul sudah diatur oleh Tuhan Sang Pemberi Rezeki. Sehingga akan memicu semangat kita untuk lebih produktif dan meraih hasil yang maksimal dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan.

Data Buku:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun