Mohon tunggu...
unnesgiat12rowosari
unnesgiat12rowosari Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Negeri Semarang KKN GIAT 12 Desa Rowosari

Topik Program Kerja Unggulan kami yang terlaksana di Desa Rowosari

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

UNNES GIAT 12 Desa Rowosari: PKK Rowosari Dapat Edukasi Bahaya Zat Aditif

13 September 2025   16:28 Diperbarui: 13 September 2025   16:28 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Penjelasan Singkat Bahan Zat Aditif pada Pangan kepada Ibu-ibu PKK (Sumber: Dokumentasi Pribadi Tim UNNES Giat 12 Desa Rowosari)

Pemalang, Kompas --- Ibu-ibu PKK Desa Rowosari, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, mengikuti sosialisasi sekaligus demonstrasi mengenai zat aditif pangan, Rabu (20/8/2025). Acara ini merupakan bagian dari program kerja wajib Ngopeni Jateng mahasiswa KKN Universitas Negeri Semarang (UNNES) GIAT 12 yang bertujuan memperkuat ketahanan pangan keluarga.

Kegiatan berlangsung di rumah salah satu anggota PKK dan dihadiri Ketua PKK beserta Lurah Desa Rowosari. Suasana berjalan akrab dan penuh antusias. Para peserta terlihat aktif menyimak penjelasan sekaligus terlibat langsung dalam praktik sederhana yang diperagakan.

Foto Keikutsertaan Ibu-ibu PKK pada Sosialisasi Bahan Zat Aditif Bahan Pangan(Sumber: Dokumentasi Pribadi Tim UNNES Giat 12 Desa Rowosari
Foto Keikutsertaan Ibu-ibu PKK pada Sosialisasi Bahan Zat Aditif Bahan Pangan(Sumber: Dokumentasi Pribadi Tim UNNES Giat 12 Desa Rowosari

Dalam sosialisasi, peserta dikenalkan pada berbagai jenis zat aditif pangan, mulai dari pewarna, pemanis, hingga penyedap. Pemateri menekankan bahwa zat aditif memang lazim digunakan dalam industri makanan, namun konsumsi berlebihan dapat menimbulkan dampak kesehatan jangka panjang seperti obesitas, hipertensi, bahkan gangguan organ. "Kami ingin ibu-ibu lebih selektif dalam memilih makanan, terutama jajanan yang banyak beredar di luar rumah," ujar salah satu mahasiswa pelaksana kegiatan.

Foto Pelaksanaan Demonstrasi Bahan Zat Aditif (preparasi) pada Pangan kepada Ibu-ibu PKK (Sumber: Dokumentasi Pribadi Tim UNNES Giat 12 Desa Rowosari)
Foto Pelaksanaan Demonstrasi Bahan Zat Aditif (preparasi) pada Pangan kepada Ibu-ibu PKK (Sumber: Dokumentasi Pribadi Tim UNNES Giat 12 Desa Rowosari)

Foto Pelaksanaan Demonstrasi Bahan Zat Aditif pada Pangan kepada Ibu-ibu PKK (Sumber: Dokumentasi Pribadi Tim UNNES Giat 12 Desa Rowosari)
Foto Pelaksanaan Demonstrasi Bahan Zat Aditif pada Pangan kepada Ibu-ibu PKK (Sumber: Dokumentasi Pribadi Tim UNNES Giat 12 Desa Rowosari)

Usai pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan demonstrasi praktis. Pertama, peserta diajak membedakan pewarna alami dan sintetis dengan menggunakan bunga telang sebagai pewarna alami dan jajanan berwarna mencolok sebagai contoh pewarna sintetis. Uji dilakukan dengan alkohol 70% untuk memperlihatkan perbedaan karakter warna. Selanjutnya, Ibu-ibu PKK belajar membaca label komposisi makanan kemasan agar lebih waspada terhadap kandungan penyedap. Terakhir, dilakukan uji keberadaan kandungan gula alami dan sintetis dengan larutan Benedict.

Respon Ibu-ibu cukup positif. Beberapa ibu mengajukan pertanyaan seputar kebiasaan sehari-hari, seperti penggunaan pewarna sintetis dalam pembuatan susu kedelai serta pemanfaatan citrus sebagai pengawet alami. Diskusi berlangsung interaktif, memperlihatkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan keluarga. "Kegiatan ini memberi banyak ilmu baru. Kami jadi tahu cara sederhana membedakan bahan pangan alami dan yang mengandung aditif sintetis," ungkap Ketua Dusun Candi PKK Rowosari.

Menurut Ibu Lurah Rowosari, Pami Nugrohowati (2025), kegiatan serupa sangat penting untuk mendukung upaya desa dalam mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri. "Edukasi seperti ini memberi manfaat nyata karena langsung menyentuh kebutuhan sehari-hari warga, terutama ibu-ibu yang menjadi penentu kualitas konsumsi keluarga," ujarnya.

Mahasiswa pelaksana menutup kegiatan dengan mengingatkan kembali pentingnya membangun kebiasaan mengonsumsi makanan alami serta berhati-hati dalam memilih jajanan. Diharapkan, ibu-ibu PKK dapat menjadi agen perubahan yang menularkan pengetahuan ini ke lingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun