Mohon tunggu...
UNNES GIAT 3 DESA WARU
UNNES GIAT 3 DESA WARU Mohon Tunggu... Pemuka Agama - MAHASISWA

LIFE MUS'T GO ON

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cegah Stunting, Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Waru Kabupaten Rembang Membuat Inovasi Pudding dari Daun Kelor

10 Desember 2022   21:46 Diperbarui: 10 Desember 2022   21:55 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(15/11/22) Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Waru telah melakukan pembagian makanan tambahan kepada balita dengan membuat inovasi Pudding Daun Kelor yang dicampur dengan tambahan labu kuning. Kegiatan ini dilakukan dalam kegiatan Posyandu rutin yang dilaksanakan  di Balai Desa Waru, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang.

Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ini merupakan suatu kegiatan yang ditujukan kepada ibu-ibu Desa Waru yang memiliki anak usia di bawah tiga tahun (balita) guna meningkatkan asupan gizi pada bayi dan balita sebagai salah satu solusi pencegahan stunting pada anak.

Dokpri
Dokpri
Menurut WHO (2015), stunting adalah suatu gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.

Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan oleh Mahasiswa UNNES GIAT 3 bersama dengan kader posyandu, di Desa Waru masih terdapat beberapa balita yang dikategorikan mengalami stunting karena tinggi badannya yang berada di bawah standar. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua balita pendek itu stunting, sehingga perlu dibedakan oleh dokter anak/bidan. Ada beberapa faktor yang mendasari terjadinya stunting, antara lain yaitu asupan kalori yang tidak adekuat atau memenuhi syarat dan kebutuhan balita yang meningkat akibat mengidap penyakit tertentu.

Namun jangan khawatir! Penyakit stunting dapat dicegah. Pemerintah Indonesia sendiri telah menargetkan angka stunting turun hingga 14% pada tahun 2024, sementara angka stunting di tahun 2021 mencapai 24%. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menekan angka stunting di Indonesia termasuk melalui Gerakan Cegah Stunting dengan 5 kegiatan, yaitu:

  • Gerakan #AksiBergizi : Membentuk kebiasan olahraga, sarapan dan konsumsi tablet tambah darah untuk menurunkan anemia pada remaja di sekolah.
  • Gerakan #BumilSehat : Meningkatkan pemeriksaan dan pengetahuan Bumil untuk meningkatkan kesehatan bumil.
  • Gerakan #PosyanduAktif : Meningkatkan cakupan tumbuh kembang balita di Posyandu untuk deteksi dini dalam mencegah balita gizi kurang dan stunting.
  • Gerakan #JamboreKader : Meningkatkan kapabilitas kader dalam memberikan pelayanan.
  • Gerakan #CegahStuntingituPenting : Mengedukasi masyarakat tentang stunting dan pencegahannya melalui pesan ABCDE, yaitu Aktif minum Tablet Tambah Darah, Bumil teratur periksa kehamilan, Cukup konsumsi protein hewani, Datang ke Posyandu setiap bulan, dan Ekslusif ASI 6 bulan.

Dokpri
Dokpri
Berdasarkan informasi di atas, penyakit stunting tidak hanya dapat dicegah saat bayi sudah lahir saja, akan tetapi dapat dicegah sejak calon ibu masih remaja, pada saat masa kehamilan, serta saat bayi menginjak usia balita. Oleh karena itu melalui tagline "CEGAH STUNTING ITU PENTING", kelompok Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Waru ingin berkontribusi dalam usaha penekanan angka stunting di Indonesia melalui balita dengan memberikan makanan tambahan atau PMT.

PMT sendiri telah diatur dalam Permenkes RI nomor 51 tahun 2016 tentang Standar Produk Suplementasi Gizi. Dalam Permenkes itu telah diatur Standar Makanan Tambahan untuk Anak Balita, Anak Usia Sekolah Dasar, dan Ibu Hamil. Pemberian makanan tambahan yang berfokus baik pada zat gizi makro maupun zat gizi mikro bagi balita dan ibu hamil sangat diperlukan dalam rangka pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan balita stunting.

Sehubungan dengan itu, melalui rapat program kerja yang telah kelompok Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Waru laksanakan mengenai pencegahan stunting bersama dengan bapak ibu perangkat dan ketua beserta sekretaris PKK Desa Waru, Ibu Katmi selaku Ketua PKK Desa Waru menyarankan memilih daun kelor sebagai salah satu tanaman untuk mencegah stunting. Mengingat cukup banyak tanaman kelor yang tumbuh di daerah Waru, hal ini dapat menjadi satu ide inovasi pencegahan stunting pada balita maupun ibu hamil.

Dokpri
Dokpri
Menurut Wikipedia, kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Kelor adalah tanaman yang bisa tumbuh dengan cepat, berumur panjang, berbunga sepanjang tahun, dan tahan kondisi panas ekstrim. Sejak dahulu kelor sudah digunakan baik untuk pengobatan tradisional, jamu maupun dalam ritual yang berbau mistis. Faktanya daun kelor memang banyak mengandung zat yang sangat baik untuk tubuh.

Kelor kaya memiliki kandungan nutrisi dan senyawa yang dibutuhkan tubuh. Kelor mengandung antioksidan, vitamin, asam amino esensial, anti-inflammatory, dan kandungan senyawa lainnya. Dari hasil analisis kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun kelor memiliki potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Tak heran organisasi WHO menobatkan pohon kelor sebagai miracle tree, setelah menemukan manfaat penting daun kelor. Lebih dari 1.300 studi, artikel dan laporan telah menjelaskan tentang manfaat kelor dan kemampuan dalam penyembuhan penyakit yang penting dalam menghadapi permasalahan wabah penyakit dan masalah kekurangan gizi.

Berdasarkan fakta tersebut, kelompok Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Waru memilih balita sebagai sasaran dalam pencegahan stunting di Desa Waru melalui pemberian makanan tambahan atau PMT berupa pudding sehat. Dengan ide pembuatan pudding sebagai makanan tambahan yang disukai balita dan anak-anak, kelompok Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Waru ingin mengkombinasikan daun kelor sebagai isian dari pudding untuk PMT balita dalam kegiatan Posyandu. Selain menggunakan daun kelor yang bermanfaat dalam mengatasi stunting, pudding juga diselingi dengan tambahan campuran labu kuning di lapisan kedua dan jelly dengan rasa anggur di lapisan ketiga sebagai isiannya sehingga balita semakin tertarik untuk memakannya karena tampilannya yang berwarna-warni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun