Mohon tunggu...
Agnike saranga
Agnike saranga Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Globalisasi Mempengaruhi Nasionalisme Mahasiswa

8 April 2019   13:00 Diperbarui: 8 April 2019   13:09 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan nasionalisme bangsanya. Menurut KBBI Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri ("Nasionalisme", 2016). Selain nasionalisme bangsanya, Indonesia pada saat ini juga berada pada proses perkembangan globalisasi. Globalisasi  berasal dari kata Globalization. Global artinya dunia sedangkan lization artinya adalah proses. Secara bahasa arti Globalisasi adalah Suatu proses yang mendunia, suatu proses yang membuat manusia saling terbuka dan bergantung satu sama lainnya tanpa batas waktu dan jarak (Salamadian, Februari 19, 2018).

Pada era ini, globalisasi merupakan tantangan bagi nasionalisme bangsa Indonesia, terutama pada penggunaan teknologi yang semakin canggih. Semakin canggih teknologi, bukan berarti masyarakat yang menggunakannya pun ikut canggih. Terbukti dari fakta bahwa penggunaan teknologi canggih seperti smartphone sangat mempengaruhi masyarakat Indonesia, terutama pada kalangan mahasiswa (Agustin, 2011). Mahasiswa adalah generasi muda penerus bangsa dan harapan bangsa Indonesia. Indonesia sangat membutuhkan mahasiswa yang memiliki jiwa nasionalisme. Hal ini sangat penting karena dalam mewujudkan Indonesia yang maju, harus ada kemauan dari hati dan rasa cinta terhadap bangsa sendiri. Oleh karena itu, mahasiswa adalah salah satu pegangan terbesar bangsa dalam mewujudkan semua harapan negara.

Kenyataannya, sangat sukar mendapatkan seorang mahasiswa yang memiliki rasa cinta terhadap tanah airnya sendiri. Hal ini terjadi karena salah satu penyebabnya adalah teknologi yang semakin canggih. Tidak dapat dipercaya, teknologi yang canggih ternyata membuat rasa cinta terhadap tanah air memudar. Memudarnya perasaan mahasiswa karena lebih mencintai teknologi yang canggih dibandingkan dengan kemajuan bangsanya, bisa dilihat dari konteks kecil saja. Contohnya, di kampus semua mahasiswa tentu sudah memiliki smartphone masing-masing. Smartphone yang digunakan mahasiswa juga pasti merupakan smartphone yang sudah sangat canggih dan mampu mencari informasi yang lebih luas bahkan mampu menjangkau hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh pikiran seperti informasi tentang keadaan negara luar.  Akan tetapi, selain memberikan kemudahan, smartphone juga memberikan dampak yang sangat buruk terhadap mahasiswa.

Salah satu dampak negatif yang diberikan yaitu kecanduan menggunakan sosial media seperti instagram.  Kencanduan terhadap sosial media seperti instagram dapat membuat seorang mahasiswa kurang mempedulikan lingkungan di sekitarnya termasuk pada dunia perkuliahan, di mana mahasiswa tidak memperhatikan dosen yang mengajar di dalam kelasnya.  Apabila merasa bosan, mahasiswa lebih peduli terhadap smartphone dan sibuk bermain instagram. Kemudian yang terjadi adalah mahasiswa tidak mengerti saat dosen menjelaskan sebuah pelajaran. Bukan hanya itu, dampak lain yang terjadi adalah dosen merasa tidak dihargai dengan keberadaan mahasiswa di kelas namun sibuk dengan smartphonenya sendiri dan mahasiswa bisa saja memprotes hal itu, karena menganggap bahwa yang salah adalah dosen yang membawakan pelajaran dengan membosankan. Bahkan sering terjadi komunikasi yang kurang antar lingkungan kelas . Selain itu, karena kurangnya perhatian terhadap lingkungan kelas, maka hubungan sosial pun sangat rendah seperti saat belajar kelompok, mahasiswa saling sibuk dengan smartphonenya untuk mencari informasi yang sebenarnya mudah didapatkan lewat berbagi pikiran dengan kelompok.. Hal ini sangat berbahaya, selain konflik yang bisa saja terjadi antar dosen dan mahasiswa, bisa juga sifat individualism mahasiswa yang semakin kuat.

Mahasiswa yang menjadi harapan bangsa mulai memudar dengan hal kecil seperti kasus tersebut. Tidak terbayangkan apabila persentase mahasiswa yang kurang peduli terhadap lingkungan karena kecanduan terhadap smartphone. Untuk diketahui, tingginya "kecanduan" smartphone oleh pelajar termasuk mahasiswa, berdasarkan hasil riset Wearesosial Hootsuite yang dirilis Januari 2019 pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total populasi. Jumlah tersebut naik 20% dari survei sebelumnya. Sementara pengguna media sosial mobile (gadget) mencapai 130 juta atau sekitar 48% dari populasi.

 Survei tersebut terbukti bahwa salah satu penyebab memudarnya mahasiswa yang peduli pada lingkungan yaitu karena cinta kepada smartphonenya.  Apabila lingkungan tempat berada tidak dipedulikan, bagaimana dengan Indonesia yang menjadi negaranya? Tentu tidak akan ada kepedulian dan rasa nasionalisme itu sendiri. Oleh karena itu sangat penting seorang mahasiswa diberikan pemahaman tentang bagaimana pentingnya bangsa ini, agar perasaan cinta terhadap tanah air tidak memudar karena jika bukan mahasiswa siapa lagi? Dan jika bukan sekarang kapan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun