Mohon tunggu...
Universitas Ahmad Dahlan
Universitas Ahmad Dahlan Mohon Tunggu... Lainnya - Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama

Sikap dan Upaya Menjaga Lingkungan Hidup

19 Mei 2022   07:57 Diperbarui: 19 Mei 2022   08:05 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkuliahan Umum Program Studi Biologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Eka Marcella)

"Persoalan lingkungan sebenarnya sangat dinamis."

Begitulah kalimat pembuka yang diucapkan Prof. Dr. Ir. Prabang Setyono, S.Si., M.Si., C.EIA., IPM. pada Sabtu, 14 Mei 2022 dalam perkuliahan umum yang mengangkat tema "Kualitas Lingkungan Pasca-Pandemi Covid-19: Suatu Sikap dan Upaya Menjaga Lingkungan Hidup". Ia merupakan Guru Besar Prodi Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas Maret yang diundang untuk memberi kuliah kepada mahasiswa Program Studi (Prodi) Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST), Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Ketua Prodi Biologi UAD, Dra. Listiatie Budi Utami, M.Sc. dalam sambutannya mengungkapkan tujuan diadakannya kuliah umum ini agar mahasiswa lebih paham cara menghadapi atau bersikap terhadap bumi setelah pandemi serta memiliki wawasan yang luas tentang lingkungan.

Ketika pandemi selama dua tahun lalu, kualitas udara meningkat karena mobilitas berkurang, kemacetan di sana-sini jelas terurai sehingga emisi yang dikeluarkan oleh knalpot kendaraan pun berkurang. Di sisi lain, tumpukan sampah bertambah karena banyaknya orang yang menggunakan APD, baik itu masker, sarung tangan, hand towel bekas, dan sebagainya.

Dalam pemaparannya, Prof. Prabang menjelaskan bahwa ada dua pola yang dapat dipilih setelah dua tahun pandemi Covid-19. Pertama, build back better artinya kondisi dipulihkan kembali seperti sebelum Covid-19. Kedua, build forward better artinya dengan sumber daya dan kondisi yang ada, disusun manajemen yang lebih baik lagi sehingga banyak perubahan-perubahan yang terjadi, salah satunya paradigma cara berpikir. Baik itu dalam pengelolaan sampah, manajemen lingkungan, maupun yang lainnya.

"Kalau menurut saya tentu saja build forward better, kita tata dengan kondisi kita yang sekarang, jangan dikembalikan kepada manajemen lalu yang mungkin menyimpan masalah. Cara menatanya seperti apa? Tingkatkan nilai lokalitas kita yang mencakup local knowledge atau lokalitas pengetahuan seperti konteks fenomenologi, local genius atau kecerdasan lokal seperti konteks rumah adat tahan gempa dan banjir, serta local wisdom atau kearifan lokal seperti konsep etos dan etis yang menyatu dalam konteks ekologis."

Penjelasan tidak hanya berhenti sampai di situ, Prof. Prabang secara lugas membagikan banyak pengetahuan sesuai dengan tema yang diusung. (eka)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun