Perkembangan teknologi digital kini semakin merambah dunia pendidikan, termasuk di tingkat sekolah dasar. SD Negeri Banjarnegoro 3, Magelang, menjadi salah satu contoh sekolah yang berhasil memanfaatkan teknologi melalui penerapan sistem perpustakaan dan majalah dinding (mading) berbasis web.
Inovasi ini lahir dari penelitian Dimas Luqman Nur Kholiq, mahasiswa Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA). Tujuannya sederhana namun berdampak besar: meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, dan pelestarian karya siswa.
Sebelum hadirnya sistem ini, pengelolaan perpustakaan dan mading di sekolah masih dilakukan secara manual. Proses pencatatan menggunakan kertas memakan waktu lama, data sulit diarsipkan, dan karya siswa kerap hilang atau menumpuk di gudang. Terbatasnya ruang fisik membuat mading harus diganti secara berkala, sehingga karya terdahulu tidak lagi bisa dinikmati generasi berikutnya.
Melalui penelitian ini, Dimas menawarkan sistem berbasis web yang mengintegrasikan manajemen perpustakaan dan publikasi mading. Sistem ini memungkinkan guru, pustakawan, dan siswa mengakses informasi kapan saja dan dari mana saja. Siswa dapat melihat ketersediaan buku, meminjam buku, hingga mengunggah karya ke mading digital tanpa menunggu jadwal tertentu.
Pustakawan pun terbantu dengan fitur pengelolaan data buku, anggota, peminjaman, serta proses persetujuan karya sebelum dipublikasikan. Mading digital yang tersedia secara publik dapat diakses oleh masyarakat dan dibagikan melalui media sosial, memberi ruang lebih luas bagi karya siswa untuk dikenal.
Dimas mengembangkan sistem ini secara bertahap, mulai dari pengumpulan data melalui observasi dan wawancara, perancangan desain dengan UML, hingga pembuatan aplikasi menggunakan framework CodeIgniter dan Bootstrap. Basis data MySQL dirancang dengan lima tabel inti: pustakawan, siswa, buku, log peminjaman, dan mading.
Hasil pengujian menggunakan metode black-box menunjukkan seluruh fitur berjalan stabil. Proses pencarian buku menjadi instan, riwayat peminjaman terdokumentasi rapi, dan karya siswa tersimpan aman secara digital.
Bagi SD Negeri Banjarnegoro 3, manfaatnya terasa nyata. Sekolah kini memiliki sarana modern yang terpusat untuk memantau dan mengelola kegiatan perpustakaan dan mading. Lebih dari itu, inovasi ini membantu mendukung gerakan paperless dan meningkatkan literasi digital siswa sejak dini.
Dimas berharap, inovasi ini dapat menginspirasi sekolah lain untuk memanfaatkan teknologi dalam kegiatan belajar-mengajar.
"Dengan mading online, karya anak-anak bisa dinikmati lebih luas, bahkan oleh orang tua dan masyarakat di luar sekolah," ujarnya.
Langkah SD Negeri Banjarnegoro 3 bersama mahasiswa Unimma ini selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 4 (Pendidikan Berkualitas) dan poin 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur). Melalui integrasi teknologi digital, sekolah mampu memperluas akses informasi, melestarikan karya, dan menanamkan keterampilan abad 21 pada siswa, sehingga membentuk generasi yang cerdas, kreatif, dan berdaya saing global. (Ening Widi)