"Assalamualaikum Kak. Ada undangan ngisi di sekolah." Sebuah pesan masuk malam itu.
"Agenda apaan?" Respon chat whatsup pun terkirim.
"Training motivasi untuk guru SMPku." Mata menyipit mendapat balasan  pesan tersebut. Seumur-umur, belum pernah sejarahnya saya ngisi training motivasi untuk guru-guru sekolah menengah pertama.
Beberapa tahun silam, saya sempat didaulat menjadi seorang guru model di tempat bertugas. Berlanjut diutus dan diikutsertakan pelatihan pembekalan sebagai instruktur nasional. Sertifikat IN pun dikantongi.
Pasca pelatihan, tugas sebagai nara sumber di kegiatan KKG guru-guru sekolah dasar mengikuti. Itu pun materinya bukan motivasi. Melainkan segala sesuatu yang berkaitan dengan perangkat pembelajaran. Seperti kurikulum, silabus, RPP, media pembelajaran dan lain sebagainya.
Tugas mulai bertambah. Sering mendapat undangan memberikan pembekalan kepada teman-teman guru-guru di sekolah dasar lainnya.
Ketakutan untuk tampil dihadapan teman-teman sejawat dan para senior perlahan mulai sirna. Kemampuan berbicara yang terbata-bata mulai terlatih dan kian lancar. Ini karena dukungan dari berbagai pihak yang tak pernah berhenti mengalir.
Selain memiliki aktivitas menjadi narasumber dari pertemuan para guru, sebelumnya saya juga telah aktif menjadi motivator generasi milenial.Â
Alhamdulillah, profesi menjadi motivator anak sekolahan telah dijalani sejak lama. Bahkan sebelum menyandang status sebagai seorang guru. Ini berkah berkecimpung dalam sebuah organisasi yang saya reguk.
Namun pasca kecelakaan tunggal pada tahun 2012 silam, perlahan kesibukan dikurangi. Karena mematuhi nasihat dokter agar kesehatan perlahan pulih kembali. Apalgi lagi saya sempat bedrest selama beberapa bulan.