Berada pada zona nyaman merupakan keinginan setiap orang bukan? Tak perlu mengeluarkan banyak energi, cukup menikmati hidup sehari-hari. Namun posisi ini belum tentu aman meski minim dari tantangan. Benarkah demikian? Mari kita telisik bersama mengenai potongan puzzle kehidupan yang harus kita selesaikan.
Anggap hidup merupakan meja dari sebingkai papan yang terbelah belah. Ya, aku umpamakan seperti potongan puzzle. Terdiri dari beberapa kepingan dengan berbeda ukuran namun saling berkaitan.
Hidup tak selalu pada jalur nyaman, Tuhan tak menciptakan demikian, melainkan kita kerap dikelilingi berbagai cerita dan realita kejadian. Baik yang bersahabat maupun tidak kita inginkan. Semua tersaji dengan menu yang beragam.
Kita tentu ingin hidup dalam kondisi baik-baik saja. Meski begitu tak serta merta hadir tanpa kita membentuknya. Harus kita sadari, sebagai manusia biasa terlahir tak sempurna, sudah menjadi kewajiban kita untuk memperjuangkan hidup agar lebih baik sehingga potongan puzzle kehidupan menempati ruang sesuai tempatnya.
Mari kita coba telisik bersama. Untuk memudahkan ada baiknya kita bagi menjadi beberapa bagian. Kebaikan, kebenaran, dan keadilan.
Mengapa ketiganya aku hadirkan? Dalam ruang kehidupan tiga hal ini menempati posisi utama. Merupakan potongan puzzle yang aku anggap istimewa. Dengan tiga bagian tersebut bisa kita lihat bagaimana karakter manusia.
Kita mulai telisik dari bagian pertama. Ini mendasari kehidupan, "Mengenal Kebaikan". Sejak usia dini orang tua kita mengajarkan beragam bentuk kebaikan. Mulai dari adab keseharian, termasuk juga bagaimana cara berkomunikasi dan sosialisasi dengan lingkungan. Pastinya bagai mengurai hafalan di luar kepala. Jika sudah terbiasa akan mudah dilakukan tanpa harus mengeluarkan banyak usaha.
Tak ada orang tua yang tak mengajarkan mengenai kebaikan terhadap anak dan keluarganya. Ini bagian dari energi positif manusia. Tersebab keluarga merupakan cikal dari pendidikan bermula.
Selanjutnya adalah bagian "Menelusuri Kebenaran", menjadi garis utama dari kebaikan. Titik-titik kebenaran merupakan gabungan dari beragam kebaikan. Perkataan dan perilaku yang baik tentu mengandung kebenaran yang bisa dipertanggungjawabkan. Sebaliknya perilaku yang tidak baik pastinya jauh dari unsur kebenaran.
Jika seseorang dalam keseharian berperilaku baik tentu lebih dipercaya membawa kebenaran. Dianggap mampu membedakan hal baik dan yang tidak.
Tak berlaku jika seseorang abai pada kebaikan, akan sulit dipercaya oleh lingkungan bisa membawa kebenaran. Ini sudah menjadi rumus kehidupan. Jika kita jeli dalam mencermati akan menemui pembentukkan rumus ini.