Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menyiasati Gawai agar Tak Membuat Lalai

29 Mei 2020   10:54 Diperbarui: 30 Mei 2020   03:01 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak menonton gawai. Sumber : edukasi.kompas.com

Satu Gawai untuk Beramai
Dengan alasan kebersamaan. Ya, ini wajib disematkan. Tentu diiringi sebentuk alasan. Yang pasti jika masing-masing anak pegang satu gawai, pengawasan pun lebih sulit dilakukan.

Anak tentu akan lebih mudah memilih tempat yang nyaman. Semisal di dalam kamar. Pun anak yang lain akan memilih tempat yang berlainan. Sehingga orang tua pasti akan kewalahan. Pengawasan pun tak bisa dikendalikan sesuai harapan.

Nah, jika satu gawai untuk beramai. Maka anak akan berkumpul dalam ruang yang sama. Mereka tak kan sembunyi atau menepi di ruang sunyi. Sehingga memudahkan orang tua dalam mengawasi.

Siapkan Mainan yang Menantang
Ini sebagai trik untuk menarik perhatian. Agar mereka tak fokus hanya ingin melihat sebuah tontonan. Pilih permainan yang membutuhkan konsentrasi serta waktu panjang untuk menyelesaikan. Namun tetap menyenangkan. Agar anak bisa lebih lama menikmati permainan. Sehingga tak mudah bosan.

Semisal lego. Dipadu permainan peran. Jadi supir truk, masinis, bahkan tukang bangunan. Biarkan anak berimajinasi sesuai kemampuan. Dengan segala peralatan yang dibentuk dari lego. Tentu ini membutuhkan waktu kan?

Tanpa sadar anak akan sibuk dengan beragam bentuk. Lanjut bermain menjadi peran yang diinginkan. Seru kan!

Biarkan Anak Menemukan Jawaban Mengenai Bahaya yang Ditimbulkan Gawai
"Aku kemarin liat Upin Ipin to Bu matanya item lo."
"Nah, it karena kebanyakan nonton hp."
"Masa iya?"
"Matanya terlalu capek makanya jadi item."
"Wah aku gak mauu Buu!!!"

Begitulah. Sehingga aku tak perlu susah menjelaskan mengenai bahaya penggunaan gawai yang berlebihan. Dengan contoh yang mereka temukan sendiri kiranya akan lebih mudah untuk dipahami.

Sebab usia balita masih belum bisa diajak berdiskusi. Mereka belum mampu untuk diam pun fokus lebih lama. Yang ada malah berputar bahkan tak mengindahkan apa yang didengar.

Barangkali akan sulit jikalau contoh tak segera ditemukan. Anak pasti sempat mengalami demikian. Tugas kita, mencari cara agar contoh tersebut bisa lebih mudah ditemukan oleh anak.

Semisal dalam tayangan kartun yang kerap ditonton. Pasti ada yang membahas tentang bahaya penggunaan gawai yang berlebihan. Kita bisa menggiring anak ke sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun