Mohon tunggu...
Unggul Sagena
Unggul Sagena Mohon Tunggu... Konsultan - blogger | educator | traveler | reviewer |

Asia Pacific Region Internet Governance Forum Fellow 2021. Pengulas Produk Berdasarkan Pengalaman. Pegiat Literasi Digital dan Penyuka Jalan-Jalan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membuka Indonesia : Berbuka Sambil Buka-Bukaan Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta

11 Juli 2016   23:43 Diperbarui: 12 Juli 2016   22:44 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ruang tunggu utama Terminal 3 sebelum naik ke pesawat

MEMBUKA SOETTA

Artikel ini memang dibuat setelah ramadan usai, namun sengaja, agar euforia keberadaan perluasan Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta ini tetap menjadi perhatian khalayak, karena hingga hari ini, belum resmi operasionalnya. Padahal, karena vitalnya Soekarno-Hatta International Airport (SHIA) sebagai gerbang menuju destinasi lain di Indonesia, serta merepresentasikan identitas bangsa, maka perlu untuk diberikan fokus dalam berbagai kesempatan pemberitaan.

Sejak Bandara Internasional Soekarno-Hatta (saya singkat saja, versi saya, Soetta) masih dalam tahap cetak biru, bandara ini memang diharapkan menjadi infrastruktur nasional kebanggaan bangsa. Selain daya tampung yang luas, modernitas dan fasilitas teknologi sudah menjadi bagian dari desain dan implementasinya.

Namun, walau diatas kertas sudah direncanakan untuk memuat empat terminal, hingga sejak pembukaannya di tahun 1985 yang menggantikan fungsi bandara lama yaitu Halim dan Kemayoran, baru pada tahun 1991 terminal 2 dibuka dan 2009 terminal 3 menyusul. Sementara itu, kapasitas penumpang yang makin padat, dengan 62,1 juta penumpang menjadikan Soetta bandara tersibuk di belahan selatan bumi. 1 dari 9 bandara tersibuk di dunia, dengan penumpang yang over capacity, Soetta masih terdefinisi “aman” oleh Airport Council International (ACI), namun pengembangan Terminal 3 yang sudah ada tahun 2009 tersebut mesti digenjot.

Ya, per-2016 ini, kita sudah bisa menyaksikan perluasan terminal 3 yang kerap disebut masyarakat sebagai “ultimate”, walaupun sebenarnya sama saja, hanya perluasan gedung dan penambahan kecanggihan dan kemegahan fasilitas internasional dan modern. Penggunaan ultimate pun hanya sebagai "kode" untuk pembangunan perluasan yang maksudnya sudah "mentok" sudah maksimal optimal untuk Terminal 3 ini. Jadi setelah selesai, maka tak disebut ultimate, karena memang ini adalah Terminal 3 Bandara yang diperluas dan dibuat gedung yang megah.

20160624-133616-578456cf8ffdfd23048b4578.jpg
20160624-133616-578456cf8ffdfd23048b4578.jpg
20160624-133607-578456f78ffdfd3c048b4570.jpg
20160624-133607-578456f78ffdfd3c048b4570.jpg
BUKA-BUKAAN TERMINAL 3

Berbuka Puasa di Bandara, adalah bagian dari media visit yang digelar oleh PT Angkasa Pura II, Otoritas pengelola bandara-bandara besar di Indonesia. BUMN ini menggelar serangkaian aktivitas guna memperkenalkan Terminal 3 yang baru ini ke khalayak. Agar nanti ketika beroperasi, dapat didukung masyarakat luas. Apalagi, ada beragam konsep yang disematkan ke Terminal ini, yang tentu kita patut ketahui. Keunikan, Kecanggihan, dan Kenyamanannya. Ini buka-bukaannya!

fakta-terminal-3-578510628ffdfd7d083c67d4.png
fakta-terminal-3-578510628ffdfd7d083c67d4.png
Jadi, pada 2 Juli 2016, awak media, yang terdiri dari Blogger dan Jurnalis menyambangi Terminal 3 yang luas ini. Membentang sepanjang 2,4 KM dan memiliki 422,804 m2 sangat luas dan megah. Dari paparan awal, jelas bahwa diferensiasi Terminal 3 lumayan kental. Disini tidak hanya sekadar membangun area baru, namun juga semua pendukungnya. Yaitu seni dan teknologi menjadi satu dibawah konsep desain "nusantara". 

Perpaduan Seni dan Teknologi

Soetta menjadi layaknya galeri seni yang menampilkan karya-karya seniman Idonesia, diantaranya karya seni Penjor, Karya Seni Seulawah yakni replika pesawat 45 dengan corak khas Indonesia, dan Patung Garudam dimana karya-karya tersebut melengkapi karya yang telah ada sebelumnya yakni Patung Soekarno-Hatta dan prasasti. Patung garuda ini setinggi 18 meter merupakan karya seniman I Nyoman Nuarta dan akan diletakkan di area depan terminal, menyambut tamu ketika datang. Melepas tamu pula ketika meninggalkan Soetta.

Karya seni lain juga menghiasi, misalnya dari Sardono W Kusumo, Eko Nugroho, Angki Purbandono, Edi Prabandono, Nus Salomo, Pintor Sirait, Ichwan Noor, Awan Simatupang, Galam Zulkifli, Nasirun, Indiegurillas, serta Tromarama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun