Mohon tunggu...
Unggul Sagena
Unggul Sagena Mohon Tunggu... Konsultan - blogger | educator | traveler | reviewer |

Asia Pacific Region Internet Governance Forum Fellow 2021. Pengulas Produk Berdasarkan Pengalaman. Pegiat Literasi Digital dan Penyuka Jalan-Jalan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Demi Tips Ala Ryuji Utomo di Drama Perjalanan Nangkring Itu!

4 Oktober 2017   20:24 Diperbarui: 4 Oktober 2017   20:40 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kosong tanpa ide haha.. ketika Ryuji datang, barulah ide itu mengalir!

 Perjalanan Untuk Nangkring Itu

Mulai dari jam 17.00 sore, itu jadwal acara Kompasiana Nangkring bersama Geliga Krim. Bertempat di The Akmani, Jakarta, tentu moda transportasi saya seperti biasa, KRL Commuter Line dari Stasiun Bogor. Siang ini beruntung, cuaca tak begitu mendung. Tapi telat sedikit, jam tiga sore biasanya sudah diguyur hujan. Bogor, kalau hujan, ngga nanggung-nanggung bisa sampe semalaman. Maklum, predikat kota Hujan bukan hanya isapan jempol.

Yup di KRL ini,  saya berencana turun di Gondangdia. Stasiun terdekat dari lokasi acara Kompasiana Nangkring ini. Mata yang redup, akibat belum tidur karena pulang dari luar kota kemarin saya tahan sebentar. Namun, di dalam kereta, mau tak mau saya tertidur. Apalagi badan pegal-pegal sehabis dari  hiking dadakan di Gunung Meja, Manokwari. Jalan kaki tanpa persiapan demi melihat kuburan Jepang!

Bangun, sudah di Sawah Besar! Panik, dong. Langsung keluar turun, sebelum pintu tertutup, jempol menahan, untung bisa terbuka. Konsekuensinya, jempol sepertinya keselo hiks hiks. Lompat keluar, kaki juga masih pegal karena aktivitas kemarin itu. Nah, dari Sawah Besar, saya ke peron sebelah. Tau kan untuk apa? Yup, kembali menunggu kereta KRL menuju arah bogor untuk turun di Gondangdia, selang dua stasiun, yaitu Juanda dan Gambir.

Demi Nangkring Itu

Drama banget kan. Demi. Demi ke Akmani berjalan kaki hehe. Yup, turun di Gondangdia jam 16.45 saya buka google maps, wah, hanya 10 menit. Langsung tancap jalan kaki saja. Panggilan para opang alias ojek pangkalan tak saya gubris. Berjalan kaki.

Memang, karena saya punya modal. Modal krim geliga yang akan diberikan nanti divenue pastinya. Jadi hajar aja. Karena saya tau kualitas krim ini. Sebab, sudah jadi preferensi mulai taun lalu ketika intensitas traveling dan blusukan saya meningkat hihi..

Menurut informasi, Geliga memang sudah jadi TOP BRAND. Tahun 2016 dan 2017 berturut-turut. Nah, saya yakin banget Geliga bakal jadi penyelamat yang membuat perjalanan pulang nanti di KRL, sekitar jam 21.30 bakal nyenyak sampe Bogor hehe..

Apalagi, saya kenal betul komposisinya. Yap, berkat sering blusukan jadinya saya memerhatikan banget soal komposisi krim pereda nyeri otot dan pegal yang ada. Pilihan ke Geliga, selain memang populer dan "top of mind", juga panasnya lebih terasa, cepat meresap dan ngga lengket. Desainnya, kalau memang perlu untuk dibandingkan pun, elegan dan modern. Masuk akal banget kan? Perjalanan traveling dan kegiatan sehari-hari lancar.

Rahasianya juga saya tau. Komposisi dalam setiap satu gram ada Methyl Salicylate sebanyak 140 mg, Menthol 160 mg membuat Geliga dengan bahan aktif ini efektif meredakan segala permasalahan seputar otot. 

Ngobrol dan Nangkring Itu, Bareng Ryuji Utomo!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun