Berapa waktu yang kamu habiskan untuk bermain sosial media?
Apa yang kamu dapatkan setelah menghabiskan waktu bermain sosial media?
Kita, Generasi Pecandu Sosmed
Sosial media bukan lagi menjadi barang baru. Bahkan sosial media sudah dikenal oleh anak usia lima tahun sampai dengan kakek-nenek usia 70-an yang juga menggunakan sosial media. Meskipun demikian, pengguna terbanyak sosial media masih dipegang oleh kelompok usia 20-30an yang saat ini dikenal dengan generasi millenial.
Faktanya, sosial media saat ini tidak hanya difungsikan sebagai ruang untuk bersosialisasi dan berinteraksi untuk mendapatkan relasi. Namun, lebih kepada ruang untuk mempertunjukkan diri sampai pada ruang untuk melarikan diri dari kenyataan untuk mendapatkan kesenangan instan.
Nyanyian “Bangun tidur ku terus mandi” sudah tidak relevan untuk anak muda saat ini, jika melihat kebiasaan satu menit setelah bangun tidur dari 79% millenial adalah membuka smartphone. Smartphone, internet dan sosial media bisa dikatakan sebagai senjata yang luar biasa untuk melarikan diri dari situasi yang tidak menyenangkan.
Bahkan survei yang dilakukan IDN Research Institut bekerja sama dengan Alvara Research Center kepada 1.400 generasi millenial di 12 kota besar menemukan 13,4% senior millenial (usia 28-35 tahun) dan 6,5% junior millenial (usia 20-27 tahun) mengakses internet selama 7-10 jam dalam sehari. Kemudian, 9,6% junior millenial dan 5,2% senior millenial menghabiskan waktu 11 jam untuk mengakses internet. Terlihat dari angka-angka tersebut dapat disimpulkan betapa terikatnya pemuda dengan sosial media.
Memang benar saat ini penggunaan sosial media tidak bisa diabaikan, hampir seluruh aktivitas dapat diselesaikan dengan efisien menggunakan sosial media. Namun, jika penggunaan sosial media mencapai tingkat yang berlebihan, maka akan ada banyak dampak yang diperoleh, seperti; malas, cepat bosan, sibuk dengan hal tidak penting, tidak pandai bersyukur, dan sulit bahagia. Jika situasi ini tidak dihentikan, maka akan berpotensi membuat seseorang lupa dengan tujuan hidupnya, kehilangan identitas diri dan hanya senang bermimpi tanpa ada aksi yang pasti.
Begini, Cara Kerja Dopamin Detox
Dopamin adalah senyawa kimia organik berfungsi sebagai hormon dan neurotransmitter yang bertanggung jawab terhadap sensasi senang atau bahagia. Dopamin dijuluki sebagai happy hormone atau hormon kebahagiaan. Selain dopamin juga ada hormon serotonin, oksitosin, dan endorphin yang juga memiliki tanggung jawab yang sama.
Hormon dopamin sangat penting bagi tubuh dan otak, kekurangan hormon dopamin menyebabkan minimnya motivasi, kurang antusias, sulit berkonsentrasi bahkan sampai mengalami penyakit seperti ADHD, parkinson dan depresi. Meskipun demikian, terlalu banyak dopamin juga tidak baik.