Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami hadir untuk memberikan berbagai informasi tentang Umsida dan isu-isu menarik lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Sentuhan Sejarah Sidoarjo Warnai Drama Kolosal Fortama Umsida 2025

24 September 2025   14:44 Diperbarui: 24 September 2025   14:44 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sengaja saya mengambil lakon sejarah Raja Negeri Kahuripan. Saya rasa mahasiswa baru, warga Umsida, juga seluruh masyarakat Sidoarjo hendaknya tahu bahwa nenek moyang mereka adalah Raja Airlangga pemimpin besar Kerajaan Kahuripan," terang Joko.

Menurut pembina UKM teater Gedhek tersebut, saat ini orang-orang seperti sudah terdoktrin bahwa Sidoarjo adalah penerus Kerajaan Jenggala.

"Padahal, Jenggala adalah negeri yang kalah ketika Kahuripan dibagi dua, yaitu Jenggala dan Kediri. Kita harus memandang jauh ke belakang yang lebih besar, yaitu Kahuripan," jelasnya.

Kolaborasi Warga Umsida

Drama kolosal Singgasana Fortama Maharaja Kahuripan ini disutradarai oleh Muhammad Faishal Azami.

Drama yang disutradarai oleh Muhammad Faishal Azami ini menghadirkan tokoh-tokoh penting seperti Banna Nidham Ulhaq sebagai Prabu Erlangga, Muhammad Sonhaji dan Tarikh Bima Damarjati sebagai prajurit, Noer Putri Alisya Setiawati dan Inez Julia Dewi Ratnanegara sebagai dayang, serta narasi dari Ida Kumala Sari dan Akbar Wiguna.

Drama ini dinaratori oleh Ida Kumala Sari dan Akbar Wiguna. Sedangkan Zyahdo Nikri Jofalo sebagai artistik. 

"Selain pemeran utama, ada pemain-pemain kolosal yang melibatkan pelbagai UKM dan Ortom di Umsida," ujarnya.

Ashafillah Yunanegara selaku ketua umum Teater Gedhek Umsida memberikan tanggapannya terkait pertunjukan ini.

"Pertunjukan kolosal ini dapat menjadi gambaran kemegahan Raja Erlangga dengan negeri besarnya Kahuripan," tuturnya.

Ia dan tim Teater Gedhek menampilkan monolog musikal yang mengkolaborasikan antara teater, musik, paduan suara, dan juga UKM Lingkar Studi Mahasiswa Kreatif (LSMK).

Menurutnya, pengenalan organisasi di Umsida tak hanya berupa orasi seperti di tahun-tahun sebelumnya. Jadi pagelaran ini lebih bisa menarik perhatian mahasiswa baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun