Mohon tunggu...
Abdisita Sandhyasosi
Abdisita Sandhyasosi Mohon Tunggu... Psikolog - Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Alumni psikologi Unair Surabaya. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah menjadi guru di Pesantren Al Ishlah, konsultan psikologi dan terapis bekam di Bondowoso. Hobi membaca dan menulis dengan konten motivasi Islam, kesehatan dan tanaman serta psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan. Juga hobi berkebun seperti alpukat, pisang, jambu kristal, kacang tanah, jagung manis dan aneka jenis buah dan sayur yang lain. Motto: Rumahku Mihrabku Kantorku. Quote: "Sesungguhnya hidup di dunia ini adalah kesibukan untuk memantaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya".

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah Ibu Rumah Tangga Meraih Doktor

22 Desember 2022   16:00 Diperbarui: 22 Desember 2022   16:03 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah 'quotes' dari Brigham Young, "You educate aman, you educate a man. You educate a woman, you educate a generation. Ketika engkau mendidik laki-laki maka  engkau mendidik  laki-laki. Tetapi, ketika engkau mendidik perempuan maka berarti engkau mendidik generasi. Kata-kata ini  menjadi motivasi seorang ibu rumah tangga  untuk melanjutkan studi ke jenjang S-3 Manajemen pendidikan Universitas Negeri Surabaya.

Namanya Hitta Alfi Muhimmah atau sebut saja Hitta. Setelah menikah, Hitta--lulusan S-2 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang--itu
memutuskan untuk istirahat dari urusan publik dan memilih banyak tinggal di rumah agar fokus mengurus keluarga.

Di sela-sela kesibukannya melayani suami dan mendidik anak-anaknya, Hitta meluangkan waktunya untuk merawat literasi dengan berusaha menulis setiap hari, setidaknya  menulis di buku 'diary' dan mengikuti beberapa komunitas menulis di antaranya Sahabat Pena Kita (SPK).


Pada 2019 Hitta memutuskan untuk menempuh studi S-3. Niatnya melanjutkan studi ke S-3 hanya untuk menambah ilmu pengetahuan dan tidak terlintas dalam benaknya untuk bekerja.

Di tengah kesibukannya menempuh studi  S-3, Hitta  hamil anak ketiga. Masa kritis pada tiga bulan pertama kehamilan seperti mual-mual  dan kemudian  perut yang semakin membesar dan berat, berusaha Hitta jalani  dengan kesabaran yang indah. Hingga akhirnya pada  semester II  kuliah Hitta melahirkan bayinya. 

Setelah melahirkan bayinya,   apakah Hitta mengambil cuti satu semester?  Tidak. Karena   studi harus tetap berjalan maka Hitta tidak mengambil cuti kuliah. Konsekuensinya, Hitta harus membawa bayi merahnya yang baru berusia dua pekan ke tempat perkuliahan.
Tujuannya tidak lain adalah agar ia tidak kehilangan momen penting busui (ibu  menyusui) yaitu  memberikan ASI kepada bayinya secara langsung, meskipun sebentar saja.

Membawa bayi ke kampus dan menyusuinya di sela-sela kesibukannya kuliah sungguh merepotkan. Tetapi itulah konsekuensi yang harus dijalani oleh  seorang ibu rumah tangga yang kuliah dan ingin lulus tepat waktu.

Syukurlah, suami Hitta adalah seorang dosen ilmu pendidikan yang sangat mendukung studi Hitta di S-3 dan  memahami kondisi Hitta. Sehingga ia tidak segan-segan membantu Hitta mengatasi kesulitan-kesulitannya.

Ketika Hitta sedang mengikuti perkuliahan sambil menggendong bayinya, suaminya menunggunya di luar sambil mengasuh anak pertama dan kedua.

Begitulah hari-hari Hitta, kuliah sambil mengasuh tiga anak  hingga ia meraih gelar doktor dalam bidang manajemen pendidikan dengan predikat cumlaude ketika usianya belum genap 32 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun