Rumah yang bersih, indah dan nyaman tanpa rayap adalah impian setiap orang, tidak terkecuali rumah penulis. Tetapi kenyataannya tidak selalu demikian. Karena, rayap sering kali datang ke rumah kita  tanpa diundang. Bahkan rayap datang bersama rombongannya dengan jumlah yang tak terduga dan
Âbegitu PD-nya memakan perabot rumah kita yang terbuat dari kayu dan tentu saja hal itu memantik kemarahan kita.
Jika kedatangan rayap tersebut benar-benar kita respon dengan kemarahan  atau rasa kesal kita maka yang rugi adalah kita  sendiri. Karena, selain rayap tetap mengganggu hidup kita juga tekanan darah kita boleh jadi terus naik. Sehingga persoalan rayap belum selesai,  kita sudah  jatuh  sakit. Tentu bila kita tidak mau bersabar menghadapinya dan tidak segera mencari solusi.
Perlu kita ketahui bahwa rayap merupakan salah satu jenis serangga, tepatnya  hewan invertebrata yang berkembang biak dengan cara partogenesis. Apakah partogenesis itu?
Menurut Wikipedia, partogenesis merupakan pertumbuhan dan perkembangan embrio atau biji tanpa fertilisasi atau pejantan. Karena berkembang biak dengan cara seperti itu maka koloni rayap berkembang sangat cepat.
Lalu bagaimanakah habitat rayap? Dikutip dari laman RimbaKita.com (19/12/2022), faktor-faktor seperti kestabilan suhu sarang dan keseimbangan kadar air mempengaruhi kehidupan rayap. Sarang rayap terbuat dari lumpur dan berbentuk seperti labirin.
Rayap merupakan serangga koloni yang tidak tahan terhadap cahaya kecuali rayap bersayap atau laron. Sehingga sarangnya berada di tempat gelap.
Sebagian besar  orang menganggap rayap adalah hewan perusak.  Benda-benda yang dirusak rayap antara lain adalah  perabot rumah dari kayu,  tiang bendera dari kayu dan kusen kayu.  Mereka berusaha membasmi rayap dengan berbagai cara. Â
Penulis sendiri pernah membasmi rayap yang menggerogoti kusen jendela dan kaki meja serta almari dengan minyak tanah ketika minyak tanah belum langka. Caranya minyak tanah dioleskan ke pangkal kusen atau pangkal kaki meja diimasukkan ke bekas kaleng susu kental manis yang diisi minyak tanah. Â Kalau tidak ada minyak tanah maka bisa diganti dengan bensin atau BBM (Bahan Bakar Minyak) lainnya.
Selain minyak tanah, penulis pernah menggunakan adonan kapur bangunan  yang kental untuk membasmi rayap. Adonan kapur tersebut penulis laburkan ke  dinding bambu atau tiang kayu berulang kali  agar rayap tidak berselera menggerogoti dinding anyaman  bambu atau tiang kayu  tersebut.  Dan  pangkal dinding anyaman bambu atau tiang kayu tidak boleh menginjak tanah. Bisa  ditaruh di atas batu atau dibungkus plastik. Karena kalau dinding bambu atau tiangnya menginjak tanah biasanya rayap langsung menyerangnya. Dari bawah merambat ke atas.
Cara lainnya untuk membasmi rayap adalah  dengan menggunakan garam krosok. Harga garamnya sekitar Rp4.000,- per kg di daerah penulis. Garam tersebut  penulis taburkan di  area padat rayap. Biasanya rayapnya pingsan tak lama  setelah ditaburi garam. Dan mereka kemudian berhenti menggerogoti kayu tersebut.