Mohon tunggu...
Tatiek Purwanti
Tatiek Purwanti Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga -

Ibu rumah tangga dengan dua orang amanah, blogger, dan penulis. Sedang terus belajar dari sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Menjadi Istri yang Pandai Bersyukur dari Kasus AirAsia

30 Desember 2014   03:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:12 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kasus hilang kontaknya pesawat AirAsia QZ8501 di penghujung tahun 2014 ini begitu menyita perhatian seluruh bangsa kita dan juga negara-negara lain. Media cetak dan elektronik menjadikannya sebagai berita utama dan banyak disimak rakyat negeri ini. Di setiap pemberitaan di portal online tentang kasus ini,  selalu saja mengalir doa tak henti-henti pada kolom komentar. Seakan perdebatan di kolom tersebut  tentang kondisi bangsa ini tersisihkan sementara. Hashtag #QZ8501 atau #PrayForAirAsia pun segera menjadi trending topic.

Ada banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil dari kejadian ini. Selamatnya sebuah keluarga yang terdiri dari sepuluh orang karena terlambat check in di bandara dan batal menaiki pesawat nahas itu mengajarkan kepada kita bahwa bencana atau pun kematian sungguh ada dalam genggaman-Nya. Tidak bisa dimajukan atau dimundurkan karena semua sudah ditulis dalam Lauhul Mahfudz. Pun saat menyaksikan luasnya lautan di layar kaca yang harus dijelajahi Basarnas dan segenap tim penyelamat,  terasa sekali kerdilnya diri kita ini. Kita hanya bisa mengira-ngira letak kemungkinan hilangnya dan jika jatuh ke laut,  kita masih harus mengaduk-aduk lautnya. Sungguh sedikit yang kita tahu dan terasa sekali kita membutuhkan pertolongan-Nya.

Saya membaca tentang profil sang pilot yang sudah mengantongi 20 ribu lebih jam terbang,  Kapten Irianto. Seorang yang dinilai baik oleh masyarakat dimana beliau tinggal. Di sela kesibukannya,  beliau ternyata diamanahi sebagai Ketua RT dan takmir masjid di lingkungannya. Saya membayangkan bagaimana beliau harus mengambil keputusan yang tepat saat pesawat yang dibawanya menghadapi cuaca buruk dan menurut BMKG ada awan cumulonimbus di sana. Beliau dan kru kabin pasti sudah bekerja keras untuk melalui hal itu dan kita sampai saat ini belum tahu hasilnya seperti apa. Tiba-tiba saja saya teringat suami saya. Memang suami saya bukan pilot tapi perjuangan seorang pemimpin keluarga yang bekerja keras dalam mencari nafkah untuk keluarganya pasti tak jauh beda gambarannya dengan itu. Meninggalkan rumah,  berjibaku dengan pekerjaannya,  berpeluh,  lelah dan kadang harus bertaruh nyawa.

Dalam posisi sebagai istri bekerja atau pun ibu rumah tangga,  kewajiban kita kepada suami tetap sama; pandai bersyukur atas segala kebaikan suami. Suami kita yang telah mengambil alih kewajiban ayah kita atas diri kita,  sungguh sedang berjihad di jalan Allah saat beliau mulai melangkahkan kaki keluar dari pintu rumah. Hantarkanlah ia dengan senyum, salami tangannya dan doakan dia. Agar dimudahkan dalam bekerja dan agar nafkah yang dibawa pulang ke rumah selalu dari hasil yang halal. Karena tak ada kebaikan dari nafkah haram yang disuapkan kepada anak dan istri. Syukurilah berapa pun penghasilan suami yang diberikan kepada kita sepanjang beliau sudah maksimal dalam berusaha. Jagalah amanah harta dan anak-anak yang 'dititipkan' suami kepada kita sebaik-baiknya. Belanjakan penghasilan yang diberikan suami dengan bijak,  tidak boros tapi juga tidak terlalu pelit. Anak-anak mungkin lebih punya banyak waktu dengan kita,  para ibunya. Maka bantulah suami kita dalam mendidiknya menjadi anak yang shalih/shalihah,  berakhlak baik dan mumpuni dalam menuntut ilmu. Menjadi istri yang pandai bersyukur akan membantu beban yang dipikul oleh suami kita sebagai kepala keluarga. Hidup kita pun akan terasa lebih lapang dan insya Allah berkah.

“Saya melihat kebanyakan penghuni neraka adalah kaum wanita.” Para sahabat bertanya, “Mengapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mereka mengingkari keluarga dan kebaikan-kebaikan suami. Jika sekiranya engkau berbuat baik kepadanya, lalu ia melihat sedikit kekurangan darimu, maka ia berkata: ‘Saya tidak melihat suatu kebaikan darimu sama sekali’.” [HR. Al-Bukhari No. 29 dan Muslim No. 907]

~~~~~~

Semoga hasil yang terbaik menurut Allah segera hadir atas usaha pencarian AirAsia QZ8501. Mari terus berdoa untuk mereka dan untuk bangsa ini ke depannya. Aamiin...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun