Mohon tunggu...
Ummu Fathur
Ummu Fathur Mohon Tunggu... Guru - Mencerdaskan

Mendidik mencerdaskan umat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Haji dan Kurban, Bukti Ketaatan pada Allah

12 Agustus 2018   17:40 Diperbarui: 12 Agustus 2018   17:50 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keagungan Ibadah Haji dan Qurban

Antusias umat islam dalam melaksanakan ibadah haji luar biasa, Haji tidak pernah sepi peminat dan tidak pernah surut pendaftar. Setiap tahun antrian haji semakin panjang. Waktu keberangkatan pun semakin lama. Ibadah haji dan Ka'bah seolah memiliki magnet dan daya tarik yang luar biasa. Keduanya membuat siapapun yang beriman baik pria maupun wanita, muda dan renta memenuhi panggilan Allah SWT karena berharap mendapatkan pahala yang besar serta ganjaran surge.

Keagungan ibadah haji ditandai oleh kedudukannya sebagai rukun islam, ibadah haji disyariatkan berdasarkan nash Al Quran dan As Sunnah. Allah SWT berfirman yang artinya;

Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS Al Imran (3) :97)

Kewajiban bagi manusia kepada Allah adalah mengerjakan ibadah haji yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Siapa saja yang mengingkari (kewajiban haji) sungguh Allah Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam (Al Imran ayat 97).

Diperjelas oleh dalil as sunnah Ibnu Umar ra. Menuturkan bahwa Nabi SAW bersabda;

Dari Abu Abdurrohman Abdulloh bin Umar bin Khoththob rodhiyallohu 'anhuma, dia berkata "Aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: 'Islam itu dibangun di atas lima perkara, yaitu: Bersaksi tiada sesembahan yang haq kecuali Alloh dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Alloh, menegakkan sholat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitulloh, dan berpuasa pada bulan Romadhon."(HR. 'Muttafaq 'alaih')

Momentum Ibadah haji dengan diperintahkannya untuk menyembelih hewan kurban.

Allah swt berfirman, yang artinya "Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. 

Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur. Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik."(TQS. Al Hajj: 36-37)

Makna Hakiki Ibadah Haji

  • Haji dan Ketaatan
  • Ibadah haji mengajarkan kepasrahan, ketundukan dan ketaatan total kepada Allah SWT. Ketaatan total ini harusnya di bawa ketika jamaah pulang, memperjuangkan islam kaffah.
  • Haji dan Pengorbanan
  • Ibadah haji merupakan rangkaian ibadah yang sarat akan pengorbanan. Jemaah haji dituntut mengorbankan hartanya, dan siap sedia menyiapkan fisiknya untuk melakukan ritual ibadah, serta siap mental yang kuat untuk totalitas dalam ibadah.
  • Spirit pengorbanan ini seharusnya di bawa oleh Jemaah ketika kembali ke negrinya. Siap berkorban untuk terikat dengan aturan Allah dan berkorban supaya aturan Allah tegak menjadi aturan di kehidupan.
  • Haji dan Persatuan
  • Selain ketaatan dan pengorbanan, esensi ibadah haji yang penting adalah persatuan umat islam. Tak ada sekat-sekat yang menghalangi, taka da dinding yang memisahkan. Semua merasa satu tubuh, diikat oleh ikatan yang sama yaitu aqidah islam. Spirit persatuan umatislam seperti inilah yang seharusnya mereka rasakan juga ketika mereka kembali ke negerinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun