Mohon tunggu...
Sri Kuswayati
Sri Kuswayati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Teknologi Bandung dan owner penerbit buku CV. Future Business Machine Solusindo (www.fbmsolusindopublishing.com)

Aktif mengajak Bunda belajar dan berpenghasilan dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Proses Belajar Santri di Pondok Selama Pandemi Dapat Diadopsi Sekolah Umum?

15 Desember 2020   17:45 Diperbarui: 15 Desember 2020   18:06 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lembar pengumuman jemput dadakan santri yang disebar via whatsapp itu mengingatkan saya pada pemberitahuan yang sama, terjadi di awal masa pandemi. Ada perasaan campur aduk kala itu, mengingat kondisi PSBB baru diterapkan. Di satu sisi ada rasa khawatir jika  anak-anak berada di pondok, sementara situasi tidak memungkinkan.  Sisi lainnya adalah adanya ketidakpastian kapan santri bisa kembali ke pondok.

Ada perbedaan pendapat antara orang tua santri atas kebijakan pulang libur semester yang dipercepat ini. Sebagian menginginkan sang anak tetap di pondok, sebagian lagi setuju anak pulang karena hak mereka libur di akhir semester. 

Yang menjadi masalah adalah: Akankah orang tua santri mampu mengendalikan anak-anak untuk taat protokol kesehatan selama libur? Kekhawatiran muncul karena masa libur ini seringkali dimanfaatkan untuk kumpul bersama teman.

Bermula dari Adaptasi Kebiasaan Baru

Kebijakan untuk melaksanakan kegiatan belajar secara tatap muka di pondok ternyata berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ada yang menjalankan kegiatan tatap muka tidak jauh setelah perayaan idul fitri tahun lalu, ada pula yang melaksanakannya beberapa minggu setelahnya. Semua berpulang pada kesiapan pondok menerapkan aturan terkait adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi.

Saya ingat, sebelum anak kembali bersekolah, pihak pondok menyebarkan kuesioner, mengenai keinginan orang tua akan waktu yang tepat untuk dimulaikan kegiatan belajar mengajar. Sejujurnya saat itu saya menginginkan anak-anak tetap belajar daring, kegiatan belajar tatap muka dalam pemikiran saya sebaiknya baru digelar di Januari 2021. Sewaktu mengisi kuesioner saya memilih itu.

Ternyata pihak pondok punya kebijakan berbeda, hal itu tentu berdasarkan pertimbangan yang matang. Selain hasil kuesioner yang disebar, pondok pun saat anak-anak terpaksa daring telah mempersiapkan diri untuk menyambut santri belajar kembali di masa pandemu.  Anak-anak mulai kembali ke pondok lebih cepat dari yang saya kira. September mereka sudah mulai mondok. 

Saya pribadi mulanya merasa was-was tetapi segera saya tepis karenai kedatangan santri disertai beberapa syarat yang cukup ketat, seperti sudah melakukan isolasi mandiri dan dinyatakan sehat oleh petugas kesehatan. Kedatangan  santri dilakukan secara bertahap, juga dipisahkan antara santri yang sudah lebih dulu datang dengan yang datang kemudian. Tertib dan sangat protokoler, membuat hati sedikit tenang.

Pihak pondok pun menyampaikan adanya aturan baru. Jika ada santri yang sakit dan terpaksa pulang ke rumah, maka santri tersebut ketika kembali ke pondok akan mengalami masa isolasi. Bahkan kondisi terakhir, jelang santri pulang liburan kali ini, siswa yang sakit diberikan kebijakan untuk lanjut belajar di rumah saja. 

Kebijakan yang penuh pertimbangan, memperhatikan situasi yang berkembang. Membuat orang tua makin yakin bahwa kebijakan yang diambil selalu update mengikuti perkembangan situasi dan kondisi yang berkembang terkait COVID -- 19.  Semua kebijakan dalam pengawasan Satgas COVID-19

Kunjungan orang tua dibatasi, bahkan pondok pernah memberlakukan  lockdown, melarang keras orang tua datang karena wilayah sekitar pondok terkategori zona merah. Kami, orang tua dan santri mengikuti aturan tersebut. Menahan rindu berbulan-bulan tak bertemu muka demi kebaikan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun