Mohon tunggu...
Umi Farisiyah
Umi Farisiyah Mohon Tunggu... Guru - A mother of three and long life learner

Akun ini dibuat untuk membagikan hasil pemikiran dan juga pengalaman selama saya menempuh pendidikan magister dan doktoral

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0

31 Januari 2021   06:36 Diperbarui: 31 Januari 2021   07:02 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dasar ideologi Negara Indonesia adalah Pancasila, sehingga ideologi pancasila ini menjadi nafas dari setiap sendi kehidupan di Indonesia, tak terkecuali pendidikan. Pendidikan yang berlandaskan ideologi pancasila adalah pendidikan yang demokratis. Pendidikan yang hulu dan hilirnya dalah kembali ke masyarakat, ke kehidupan sosial (Ernest (2010) dan Dewey (2001). Hal ini sesuai dengan apa yang diangkat oleh Paul Ernest dalam bukunya The Philosophy of Mathematic Education. Ernest mengangkat salah satu ideologi yang dirasa sesuai dengan pendidikan yang demokratis, yaitu ideologi pendidik masyarakat (public educator).

Pendidikan yang demokratis adalah pendidikan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri, mengedepankan potensi siswa dan menggaet masyarakat sebagai bagian penting dari pendidikan. Pendidikan harus mampu menanamkan kesadaran dan membekali pengetahuan kepada siswa akan perannya sebagai seorang warga dalam masyarakat demokratis. Sehingga, segala ilmu pengetahuan yang didapat dari segala kegiatan pendidikan dapat diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat, baik dalam kehidupan bermasyarakat skala kecil (lingkungan tempat tinggal) maupun dalam skala yang lebih besar (berbangsa dan bernegara).

Dengan demikian, mari kita tilik, apakah aplikasi pendidikan di Indonesia sudah sesuai dengan aplikasi pendidikan dalam ideologi pendidik masyarakat menurut Ernest? Jika memang belum sesuai dengan apa yang seharusnya, bagaimana formula untuk memperbaikinya?

Di dalam ideology pendidik masyarakat, Ilmu Mata Pelajaran dipandang sebagai proses berpikir dan juga aktivitas social. Hal ini berarti ada suatu kondisi dari mulanya siswa belum tahu tentang sesuatu menjadi tahu dan paham akan hal tersebut. Setelah menguasai ilmu pengetahuan dari proses pendidikan, apa yang didapatkan siswa dari proses berpikirnya tersebut dapat diaplikasikan dan diimplementasikan dalam aktifitas-aktifitas sosial di sekitar mereka.  

Dua hal ini saling berkesinambungan, berproses dahulu untuk selanjutnya dapat dimanfaatkan. Sepertinya, hal ini sudah sesuai dengan pandangan pendidikan di Indonesia mengenai ilmu pengetahuan tu sendiri. Lebih, khusus, di dalam Kurikulum 2013 sendiri sudah menerapkan pembelajaran yang bermakna (meaningful) dan sesuai konteks (contextual). Materi yang diajarkan di sekolah seharusnya berdasarkan konteks kehidupan siswa dan dapat bermanfaat bagi kehidupan sosial siswa pula.

Esensi dari mata pelajaran yang diajarkan dalam proses pembelajaran seharusnya dapat menjadi media untuk dapat menemukan pola dan hubungan antara disiplin ilmu tersebut dengan kehidupan riil atau nyata. Selain itu, mata pelajaran yang diajarkan juga dapat menjadi pemecah masalah yang sedang atau akan dihadapi oleh siswa di dalam kehidupan pribadi dan sosial mereka. Sehingga apa yang dipelajari siswa di dalam ruang kelas bermakna.

Lebih jauh lagi, masalah-masalah dalam bidang studi/mata pelajaran juga sangat dibutuhkan dalam kemajuan ilmiah suatu mata pelajaran. Dalam penyelesaian masalah-masalah dengan pendekatan sistematik dapat memudahkan penemuan hal baru dalam suatu mata pelajaran, jadi adanya penyelidikan dan penelitian harus menjadi pusat dari semua sebaran mata pelajaran. Hal ini menjadi satu syarat mutlak bagi siswa untuk selalu berproses dan berkembang pemikirannya. 

Ditambah lagi, aktifitas mata pelajaran yang seharusnya terkandung dalam pendidikan yang ada di Indonesai adalah aktifitas pendidikan yang bisa digunakan dengan jelas dalam proses penyelidikan dan penelitian serta muatan mata pelajaran juga harus menunjang kemampuan berpikir siswa sehingga dapat mengomunikasikan isi pikiran dengan kehidupan sehari-hari. 

Dari keempat aktifitas mata pelajaran ideal di atas, sepertinya belum semuanya termuat dalam mata pelajaran yang diajarkan di Indonesia. Masih banyak mata pelajaran yang hanya selesai materinya di dalam ruang kelas, kebermanfaatannya tidak dapat ditarik lebih lanjut dan dalam ke dalam kehidupan sehari-hari siswa di dalam masyarakat. Maka dari itu, perbaikan esensi mata pelajaran harus dilakukan di beberapa mata pelajaran yang diajarkan di Indonesia.

Setelah aktifitas-aktifitas yang ditawarkan oleh mata pelajaran yang seharusnya bermuara kepada kehidupan social siswa, hal yang perlu diperhatikan lainnya adalah nilai-nilai mata pelajaran yang harus melekat di dalam mata pelajaran; yaitu nilai intrinsik bahwa di dalam semua mata pelajaran terkandung nilai-nilai terselubung yang secara tidak langsung membentuk nilai positif pada perilaku siswa. Nilai kedua yaitu ekstrinsik adalah nilai pada mata pelajaran yang terlihat secara nyata dalam proses dan hasil pembelajarannya. 

Kandungan nilai instrinsik suatu mata pelajaran memberi pengaruh pada nilai ekstrinsik yang harus diakui oleh setiap penggunanya secara sosial. Dan yang berikutnya adalah nilai sistemik yaitu nilai yang ada karena setiap mata pelajaran terbentuk dari konstruksivisme sosial, maka nilai mata pelajaran secara sistemik mempengaruhi berbagai komponen di sekitarnya seperti penggunaanya secara sosial, masyarakat, dan segala bidang berupa agama, seni, praktis, teknologi, pembelajaran, dan kepentingannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun