Mohon tunggu...
umamelsamfani
umamelsamfani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kerikil Tajam di Pojok-Pojok Comberan (SeCangKir-8)

16 Mei 2011   14:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:34 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadang kita terlalu angkuh, congkak, berlebihan dalam merespon situasi alam dan kondisi sosial yang akhirnya memicu perselisihan panjang tak berkesudahan. Terlepas dari kesimpangsiuran sikap dan keabsahan metode yang digunakan. Nyatanya para pemangku jabatan publik di instansi pemerintahan dalam menjawab aspirasi masyarakat seputar hak dan kewajibannya, banyak bersifat kontra produktif. Hak kita sering dinafikan dan diabaikan begitu saja, padahal dengan suara lantang, mereka masih terus berteriak atasnama rakyat. Tidakkah para pejabat itu lapar dan haus?,hingga begitu semangat berkoar-koar; Ayo pilih saya lagi pada pemilu mendatang!, ataukah karena aroma apa, hingga mereka harus memejamkan mata? kalau hanya demi meneguk secangkir "air" putih, kenapa Anda tidak berenang saja disepanjang arus sungai itu, kenapa hanya menunggu dipojok meja ruang kerja? Atau benar praduga ini, bahwa pejabat kita banyak yang pengecut, mereka enggan untuk sejenak mencair, berbaur bersama kerikil tajam dipojok-pojok comberan; iiih!

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun