Mohon tunggu...
Ruslan Yunus
Ruslan Yunus Mohon Tunggu... Peneliti dan Penulis -

Belajar Menyenangi Humaniora Multidisipliner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hijrah, Menemukan Makna Hidup

29 September 2018   10:51 Diperbarui: 3 November 2018   19:50 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada mulanya, hidup ini kita jalani mungkin sebatas mengikuti dorongan instink. Ketika lapar, kita pergi mencari makanan. Ketika kantuk terasa, kita mencari tempat tidur. Ketika merasa penat karena seharian bekerja, kita mencari refreshing, ke rumah karaoke misalnya. 

Ketika tergoda oleh iklan sebuah produk minuman "baru", kita pergi mencarinya di toko swalayan untuk dibeli dan dicicipi. Ketika merasa perlu tempat berteduh sendiri dan uang kita mencukupi, kita pergi membeli sebuah rumah. Demikian seterusnya dorongan instink (baca: instink  ragawi) itu bekerja.

Tetapi ketika kebutuhan dorongan instink itu sudah membentuk ritme kerjanya sendiri,   sebuah pertanyaan muncul. Untuk apa semua ini kita lakoni ? Sebuah pertanylaan yang mungkin membuat kita menjadi gelisah. 

Pertanyaan itu menjadi lebih menguat, ketika pemenuhan dorongan instink itu, tak serta merta membawa rasa "puas" pada diri kita. Pastilah hidup kita ini tak sekedar untuk memenuhi dorongan instink itu. Pastilah hidup kita ini juga perlu bermakna  (meaningful).

Sebagai misal, mengapa tren peningkatan pemakaian narkoba banyak melanda penduduk negara maju dan negara berkembang yang taraf ekonominya mulai meningkat (termasuk Indonesia). Padahal, sangat mungkin sebagian besar diantara mereka sehari- harinya, telah terpenuhi kebutuhan dorongan instink -nya. Setidaknya pada kebutuhan dasar dorongan instink. Meski pemakai narkoba juga cukup banyak di negara- negara yang tergolong miskin.

Seperti dikutip dari kaskus.co.id. tanggal 16 Februari 2018, empat negara maju berikut ini tergolong negara pemakai narkoba tertinggi di dunia. Perancis, tercatat 13,20 % populasi penduduknya pemakai prescriptionpills. Slovakia, sebanyak 13,01 % populasi penduduknya memakai inhalants. 

Kanada, tercatat 6,40 % populasi penduduknya memakai ganja. Sedangkan Iran, tercatat 14,32 % populasi penduduknya memakai heroin. Meski beberapa tahun terakhir ini peredaran heroin di Iran ini menurun drastis, karena ketatnya penjagaan di daerah- daerah perbatasan.

Ketika membaca sebuah konsep atau model (psikologi)  "makna hidup" dari Yu Urata pada Journal of Philosophyof Life, Volume 5 -No.3, Oktober 2015, saya tertegun. Diinspirasi oleh konsep makna hidup dari Thaddeus Metz (2013), konsep makna hidup dari Urata dibangun diatas empat prinsip dasar. Keempatnya adalah prinsip dasar personal, relasional, sosial, dan spiritual- religi.                            

Disini, orientasi nilai dari prinsip dasar personal adalah kebahagiaan subyektif dan aktualisasi diri. Diantara elemen nilainya adalah memelihara kesehatan dan penampilan pribadi, memperoleh penghasilan yang memadai, dan mengembangkan kompetensi diri. Adapun orientasi nilai dari prinsip dasar relasional adalah hubungan interpersonal, yang diantara elemen nilainya adalah memelihara hubungan baik dengan keluarga dan kerabat, dan dihormati dan dihargai oleh orang lain. 

Sedangkan orientasi nilai dari prinsip dasar sosial adalah nilai- nilai universal. Diantara elemen nilainya adalah memandang keadilan dan moral sebagai hal mendasar, berkontribusi pada kegiatan sosial, dan menjaga hubungan dengan alam. Terakhir adalah prinsip dasar spiritual- religi dengan orientasi nilai transendental, yaitu memelihara hubungan dengan Tuhan sekaligus mencari kebenaran berdasarkan nilai- nilai ketuhanan. 

Ketertegunan saya pada konsep "makna hidup" Urata, adalah karena prinsip dasar spiritual- religi dibangun melingkupi ketiga prinsip dasar lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun