Mohon tunggu...
Ruslan Yunus
Ruslan Yunus Mohon Tunggu... Peneliti dan Penulis -

Belajar Menyenangi Humaniora Multidisipliner

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Surat Ramadan Kepada Ayah dan Ibu (1)

10 Juni 2018   15:40 Diperbarui: 12 Juli 2018   12:13 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Assalamu 'alaikum ayah dan ibu !

Ini adalah Ramadan pertama saya di Negeri Paman Sam. Tentu tidaklah sama dengan Ramadan di tanah air. Disini, tidak ada bunyi petasan bersahut- sahutan di malam pertama menyambut Ramadan. Tidak ada musik dadakan yang dimainkan oleh anak- anak remaja yang berkeliling kampung untuk membangun kan warga bersahur. Juga tidak ada untaian doa- doa istigfar yang beralun- alun dari menara- menara masjid pada detik- detik rnenjelang buka puasa.

Namun ada yang tetap sama. Di belahan manapun di permukaan bumi ini, Ramadan selalu datang membawa magfirah dan rahmah. Ramadan menyiapkannya bagi umat manusia, khususnya kepada mereka yang merindukan kedatangannya. Mereka yang merindukan dan menyambut nya dengan ibadah dan amal- amal sholihan (amal-amal terbaik)

Ayah- ibu, saat ini pukul 14.00 siang disini. Seperti hari- hari kemarin, tadi pagi saya ke kampus. Tadi ada kuliah pagi sampai siang. Saat ini, di tempat ibu disana sudah sekitar pukul 02.00. Ini karena perbedaan waktu Amerika- Indonesia yang lebih dari sepuluh jam. Saat ini, ibu mungkin sedang melakukan atau sedang bersiap- siap melakukan salat tahajud. Saya ingat kalau sudah terdengar bunyi gemercik air dari arah kamar mandi, maka itu adalah pertanda ibu sedang mengambil air wudu. Ibu sudah bangun. Setelah itu, ibu melakukan tahajud. Delapan rakaat ditambah tiga rakaat salat witir. Itulah kebiasaan ibu di setiap dua pertiga malam. Alangkah nikmat rasanya, bersimpuh dan bersujud berlama- lama dihadapan- Nya ! Setelah itu ibu duduk mengaji atau berzikir menunggu waktu salat subuh.

Karena ini adalah bulan Ramadan, setelah salat tahajud dan witir, zikir ibu hanya sebentar. Ibu akan mengetuk perlahan- lahan pintu- pintu kamar kami. Ibu memanggil- manggil nama kami, anak- anak dan cucu- cucu ibu, agar bangun untuk sahur. Makanan untuk sahur sudah disiapkan. Itulah kebiasaan ibu yang tak bisa saya lupakan !

Oh ya.., kemarin saya bersama seorang brother --panggilan akrab untuk laki-laki muslim disini-- berbuka puasa di Masjid Dayton. Kemarin hari  Ahad, masih weekend. Masjid ini letaknya agak jauh dari apartemen saya. Seperti di masjid- masjid dan musallah di Indonesia, buka puasa disini juga diawali dengan air putih atau minuman yang manis dan beberapa biji kurma. 

Dilanjutkan dengan salat magrib berjamaah. Setelah itu barulah dilakukan makan bersama. Ada kari dengan bumbu khasnya, kebab, roti pita dan tamis --roti bulat pipih. Kalau tidak salah, yang lainnya adalah falafel dan kofta. Bila ingin menu yang manis saja, roti bisa dikombinasikan dengan madu dan keju. Alhamdulillah, kari dan tamis- nya --yang saya santap-- cocok di lidah saya.

Ibu, kalau untuk makan di apartemen, saya memasak sendiri lauk dan nasinya. Untuk lauknya seringnya adalah ikan, udang, atau ayam. Apartemennya sudah dilengkapi dengan dapur, kulkas, kompor  dan oven pemanggang.

Harga sea food disini, memang agak mahal dibanding harga daging sapi atau daging ayam. Ikan fillet putih --daging ikan yang dipotong persegi empat-- untuk harga 16 dollar, setelah saya masak bisa untuk dua kali makan. Daging ayamnya saya beli dari toko Halal Meat. Toko seperti ini -- yang pemiliknya umumnya orang- orang dari Timur Tengah-- biasanya terdapat di sekitar masjid. Di toko ini, kita juga bisa membeli berbagai jenis rempah dan roti.

Untuk sayurnya, saya lebih sering dengan salad saja. Sisa beli kol dan baby carrot --wortel yang sudah dipotong- potong memanjang siap saji. Saus saladnya adalah yang sudah dikemas di dalam botol. Jangan khawatir ibu, disini kita bisa membeli makanan dalam kemasan, yang Insya Allah halal. Asal sedikit teliti dengan memilih yang ada tanda huruf K atau U di labelnya. Seperti untuk potato chips, susu bubuk, yogurt, cacahan tuna kaleng, saus lombok, gula pasir dan minyak goreng.

Makanan untuk sahur biasanya saya siapkan sebelum tidur. Sisa dipanasi di dapur apartemen, kalau akan dimakan. Tapi saya harus ekstra tidak berisik, agar tidak membangunkan teman seapartemen yang sedang tidur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun