Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tentang 10 Tahun Kompasiana, Mereka Membayarku untuk Bongkar Rahasia Sukses Kompasiana

14 Desember 2018   11:07 Diperbarui: 14 Desember 2018   11:32 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mami Papi ku Kompasianer/dokpri


Actually tulisan ini seyogyanya launching semalam setelah aku mendapat undangan exclusive dari Kompasiana dimalam perayaan ulang tahunnya. Sayangnya ya gengs permasalahan kompasiana ini selalu bikin greget penulis untuk log in. Giliran bisa log ini tulisan raib entah kemana hahaha but that's OK karena kalau sudah cinta maka menerima adalah koentji.

Kalau diingat awal mula aku gabung jadi kompasianer tuh rasanya gak pede habis, image kompas itu begitu kuat. Apalagi aku nih dulu melamar jadi wartawan kompas di reject loh ya hahaha. Padahal sekarang apa yang aku ucapkan saat itu menjadi ide banyak acara di televisi, yup! dulu aku bilang alasan ku mau jadi wartawan tuh pengen jalan-jalan, menulis berita dari sudut anak muda dengan travelling. Spontan di tolak tetot! anda bukan yang kompas butuhkan haha (FYI melamar tahun 2001). Setelah punya akun kompasiana aku curhatnya tentang percintaan mulu hahaha sampai ketemu jodohpun ya dari kolom komentar artikel patah hati haha.

Dulu setiap hadir di acara MODIS (Monthly Discussion) which is equal lah sama Nangkring zaman now, maka rasanya bangga banget. Boro-boro dikasih voucher belanja dapat photo bareng kang Pepih saja sudah bangga beud! Langsung bikin caption yang agak gimana gitu "bersama wartawan senior kompas" wkwkwk. Dulu kompasianer itu jauh banget dari iming-iming uang, kompasianer itu rajin pula bikin komunitas, sesama kompasianer yang sehobi bergabung membuat komunitas. Alhamdulillahnya para pendiri kompasiana mensupportnya, entah dengan membuat kopdar atau event apa saja. Dan sampai sekarang akupun enggak tahu dari mana datangnya cinta seperti itu di hati seluruh kompasianer, tulus!

Awal tanpa iming-iming uang inilah yang menjadikan kompasianer solid, lah enggak dikasih uang saku aja akur apalagi kalau dikasih ye kan ? Tahun 2012 akhir aku mulai merasakan cintaku memudar dengan kompasiana, pasalnya apa li ? Benar kata dunia kalau uang itu godaan banget, tahun 2012 banyak brand yang mulai melirik para blogger alhasil aku pun memahami bahwa tulisan ku bisa menjadi rupiah. Manusiawi kalao aku memilih yang ada rupiah, dan saat itu sudah sering sih nyindir admin K dan para petinggi juga memahami sepertinya. Terbukti Kompasiana membawa slogan baru "Beyond Blogging" dan benar saja kompasianer yang sempat menjauh merapat kembali. 

Selalu Ada Rindu

Aku pribadi entah mengapa selalu mempunyai rasa rindu untuk menulis di kompasiana, ada tulisan tertentu yang memang hanya layak tayang di kompasiana, yah contohnya tulisan komplain( haha) paling jitu memang menyangkannya di kompasiana, perusahaan yang disindir biasanya langsung merespon karena menganggap kompasiana media online yang ramai pembacanya ihiiir.

Platform Sejenis Membayarku

Ulihape, begitu aku di kenal beberapa teman blogger dan di sepuluh tahun kompasiana ini aku mau bongkar rahasia ,  bahwa ada beberapa platform yang membayarku hanya sekedar untuk buka rahasia, gimana sih li kompasiana bisa punya penulis banyak begitu ? Beberapa kali aku berhadapan dengan petinggi platform baru dan mereka beneran merealisasikan apa yang menjadi kekurangan kompasiana dari sisi teknologi. 

Dan wow aku sampai kagum, lah ini platform baru bisa banget nih mengatasi kekurangan kompasiana ? Tapi selalu mereka give up urusan mendapatkan penulis yang loyal. Mereka memulai dengan iming-iming uang dan itulah titik lemahnya. Berulang kali aku mengingatkan mereka bahwa rupiah itu akan menenggelamkan kesetiaan dan nyatanya mereka memang tak mampu menarik cinta para penulisnya. 

Kompasiana memulai disaat yang tepat, memberi pelatihan tentang menulis, mengajak kompasianer untuk mengenal lebih dekat, membuat kompasianer menjadi orang penting kala bisa ngobrol santai dengan banyak public figure di negeri ini dan itu modalnya gede ternyata haha. Jelaslah kenapa banyak platform lain keok dari kompasiana yang sudah sepuh karena menjaga cinta itu lebih sulit jenderal !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun