Mohon tunggu...
Uli Purba
Uli Purba Mohon Tunggu... STAFF FINANCE AR TELESINDO SHOP JAKARTA -

Simple, Idealist & Realist Agak absurd tapi bisa serius. Kalo ketawa giginya kelihatan liupurba.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Si Tua Hidung Belang di KRL

5 Oktober 2017   13:59 Diperbarui: 5 Oktober 2017   14:16 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
screenshoot dari hasil rekaman video

Gue Uli Purba, kembali datang dalam diary blog gue, dengan sub menu  Daily Diary, label "Gila". Kali ini gue punya pengalaman absurd dan gue  merasa jijik untuk pertama kalinya liat orang di KRL, bahkan lebih jijik  dari pada liat anak kecil muntah-muntah di KRL dan muntah nya muncrat   menyebar ke penumpang lain.

Gue lebih senang menceritakan sesuatu dengan mendetail, seperti Mr. Holmes.

Kejadian perkara pada Hari Senin, 02 Oktober 2017 di commuterline jurusan Jakarta - Bogor.

Gue  memutuskan untuk pulang lebih awal dari temen kantor, Tika spv gue  berharap untuk pulang bareng. Tapi gue merasa status gue saat ini masih  tinggal dengan keluarga, jadi harus menjaga sikap yang baik jangan  pulang telat malam.

Gue finger print di kantor sekitar  pukul 18.00 wib lebih. Dari kantor yg berlokasi di Jalan Gajah Mada  Jakarta Barat sampai ke stasiun Sawah Besar menempuh 10 menit dengan  menggunakan angkot.

Setiba di stasiun gue menunggu sekitar 5 menit kereta jurusan Bogor. Dan tragedi yang tak terduga pun dimulai saat itu.

Karna  keadaan kereta yang penuh sesak dengan orang, gue berdiri agak dekat  dengan pintu dan memegang gantungan. Gue lebih senang membaca dari pada  mendengar musik atau main gadget di kereta, dan pada saat itu gue  mengeluarkan novel gue "Negeri Para Bedebah", Tere Liye.

Tangan kiri gue memegang novel, tangan kanan memegang gantungan.

Persis  di depan gue ada bapak umur sekitar 40 tahunan sedang asik tidur, lalu  ada satu bapak tua yang duduk persis di sebelah kanan bapak yang asik  tidur tadi. Bapak itu duduk paling pinggir di dekat pintu kereta.

Awalnya dia sedikit tersenyum ke gue dan bertanya,

"turun dimana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun