Mohon tunggu...
Ujang Muhammad
Ujang Muhammad Mohon Tunggu... Konsultan - penggiat pendidikan

my Family is my life

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Literasi Energi

17 Juli 2019   21:32 Diperbarui: 17 Juli 2019   21:40 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jakarta -- Ujang Muhammad, Penggiat Literasi Energi, Mahasiswa Pasca Sarjana Uhamka, Jakarta menyatakan bahwa energi hingga detik ini masih menjadi isu elit. Energi seolah hanya menjadi perbincangan kelompok tertentu dengan keahlian yang khusus. Faktanya tidak ada manusia yang tidak tersentuh energi.

"Terangnya, energi adalah isu publik yang juga harus dipahami oleh setiap orang. Hingga kini masyarakat akan membincangkan energi jika ada isu-isu miring tentangnya. Jika tidak ada masalah maka tidak menjadikan energi sebagai buah bibir," ungkapnya saat ditemui (21/11) di Kampus Pasca Sarjana Uhamka, Jl. Limau Keb. Baru Jakarta Selatan.

Dijelaskannya pembangunan besar-besaran dengan gedung-gedung pencakar langitnya di perkotaan, secara otomatis akan memakan debit air yang sangat besar. Maka terjadilah monopoli. 

Warga masyarakat jatah airnya menjadi berkurang. Pembangunan perumahan mewah, vila dan tempat wisata di kawasan resapan air, sementara diminati karena setiap orang dapat menikmati keindahannya. Tetapi semuanya akan meradang dikala masyarakat kesulitan air karena daerah resapannya sudah berganti dengan beton.

Kenakalan serupa bisa terjadi di sektor listrik. Selain gedung-gedung besar yang menggunakan listrik lebih banyak, potensi kejahatan juga bisa muncul disaat event-event berlangsung.

"Menggunakan listrik yang berlebihan bisa jadi mengurangi jatah pengguna lain, termasuk berpotensi membangkrutkan PLN itu sendiri," jelasnya.

Ditegaskannya masih banyak isu-isu terkait energi yang pada kenyataannya hanya menjadi konsumsi kalangan elit saja. Bahkan di dunia akademisi, energi seolah milik orang teknik dengan disiplin ilmu tertentu. Padahal, ketika sebuah barang sudah menjadi kebutuhan yang massif, bahkan menjadi kebutuhan dasar masyarakat, maka disitu kita harus menurunkan wacana energi ini menjadi lebih membumi.

Masyarakat harus terbiasa dan mengeri seluk-beluk energi. Yang paling penting adalah mengurai isu energi menjadi lebih luas agar tidak hanya berada di ruang sempit.

"Maka dalam konteks ini bagaimana kemudian setiap disiplin ilmu bisa memberikan kontribusinya pada isu energi agar dimengeri masyarakat," tegasnya.

Menurutnya dari sisi pengelola dan pengambil kebijakan, melakukan edukasi kepada warga tentang energi harus dilakukan secara komprehensif dan massir. Maka diperlukan keterlibatan semua disiplin ilmu untuk melakukan literasi energi.

Kepentingan lainnya adalah ketika energi tidak lagi hanya dilihat secara nyinyir dan sebelah mata. Misalnya jangan sampai publik bicara energi hanya dalam kapasitas sebagai demonstran atau ketika harus melawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun