Menulis di Kompasiana? Apa untungnya? Apa yang bisa didapat? Begitu kira-kira pertanyaan yang banyak disampaikan teman-teman ketika tahu saya ikutan nimbrung menulis di Kompasiana.
Ketika pertama kali memutuskan menulis di kompasiana, niat saya hanyalah ingin belajar menulis, mencari networking dan syukur-syukur mendapat 'materi' lebih dari tulisan saya. Seiring waktu, ketiganya sudah mulai tercapai.
Saya mengenal Kompasiana sudah lama, tahun 2010. Tapi saat itu saya hanya menjadi silent reader saja. Menikmati tulisan para kompasianer dan membaca beragam perspektif berbeda ala jurnalisme warga. Inilah enaknya membaca tulisan kompasianer, ada rasa kedekatan disana karena sama-sama ditulis oleh mereka yang kebanyakan tak punya latar belakang jurnalistik.
Terlalu banyak membaca tulisan kompasiner membuat saya penasaran ingin menulis. Mau juga dong berbagi pikiran sendiri. Perlu waktu hingga tiga  tahun untuk membuat saya berani membuka akun di Kompasiana.
Begitulah, tepat tanggal 28 Oktober 2013 saya membuka akun Kompasiana, dengan tulisan pertama tentang opini soal semangat sumpah pemuda yang sudah memudar. Tulisan ini lewat begitu saja, tak dilirik sama sekali oleh admin untuk dimasukkan dalam jajaran Pilihan apalagi Artikel Utama. Tak mengapa, jujur saja sebagai newbie saya malah merasa lega, karena saya justru takut ketika tulisan perdana tersebut dibaca banyak orang. Gak pede!
Soal networking, Kompasiana menjadi wadah buat saya ketemu teman-teman kompasianer yang keren-keren. Event pertama yang saya ikuti, Kompasiana Trip di tahun 2015 Â berupa event touring seminggu menggunakan mobil Datsun Go mengambil Rute rute Jakarta-Yogyakarta-jakarta, mempertemukan saya dengan para kompasianer senior.
Satu hal yang kemudian saya sadari adalah betapa Kompasiana memberi kemudahan bagi siapa saja untuk ikut berpartisipasi dalam program mereka. Bayangkan, sewaktu mendaftar event Kompasiana Blogtrip tersebut, saya baru menulis 6 tulisan di Kompasiana dalam rentang waktu dua tahun, dan semuanya tak ada label Pilihan maupun Artikel Utama, tapi mereka memilih saya untuk ikut serta.
Demi memperluas networking, saya semakin giat ikutan beragam acara Kompasiana. Setiap ada acara nangkring, jika ada waktu dan tak bentrok dengan urusan pekerjaan saya pasti ikutan. Â Sejak itu pertemanan saya semakin meluas. Kini, daftar teman di media sosial saya setengahnya adalah para kompasianer.