Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Makna hakiki lukisan Monalisa ?

28 Februari 2025   09:42 Diperbarui: 28 Februari 2025   09:42 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; Viva news insight

Apakah makna asli atau hakiki yang dibuat sang pencipta bisa lenyap karena para penonton atau pembaca menghadirkan makna makna yang sama sekali baru ?

Bila karya seseorang di zaman dulu dihadirkan kembali di zaman yang sudah berbeda maka,Apakah makna aslinya bisa lenyap karena zaman sudah berganti atau makna hakiki nya tersebut abadi ?

Nah diantara para penonton-pembaca sendiri bisa memiliki tafsiran berbeda beda itu karena berbagai sebab diantaranya karena mereka melihat serta menafsir dengan kacamata cara pandang-filosofi yang berbeda beda,
Kacamata atau cara pandang atau filosofi bagaimana yang mesti dimiliki para penonton atau pembaca atau pengamat supaya tafsiran mereka bersesuaian dengan makna hakiki yang dimaksud sang pembuat karya atau ceritera ?

Terus bila bicara soal "Kebenaran" terkait yang dikisahkan dalam sebuah ceritera film atau novel atau lukisan monalisa maka kemana acuan kita atau kemana harus di acukan ; Kepada sang pembuat ceriteranya,kepada sang pelukisnya atau kepada tafsiran para penonton atau pengamat lukisannya yang bisa berbeda beda ?

Terus yang namanya kebenaran hakiki itu yang mana ; versi sang pembuat atau penonton atau pengamatnya ?

Yang jelas bila kebenarannya diacukan pada para pengamatnya maka akan melahirkan apa yang kita sebut "kebenaran relatif"-kebenarannya akan menjadi relatif karena bergantung pada kacamata-cara pandang yang dipakai oleh para pengamatnya

Sebaliknya kita akan mengenal istilah "kebenaran hakiki" apabila kebenarannya diacukan pada sang pembuatnya

Tulisan ini mungkin masih akan panjang tapi yang cerdas mungkin sudah bisa menebak jalan pikiran saya dan-atau makna hakiki dari tulisan saya

.........

PERTANYAAN PEMBACA

Pada tulisan pertama ini hadir seorang komentator yang menulis ;
"Penilaian itu kan bebas dari konsep pembuat..
Penilaian itu konsep bebas..
Tak ada nilai harus sesuai si pembuat..
Mengapa pula penilaian harus sama ?" Tulisnya ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun