Pernah ada momen pertikaian ilmiah antara Einstein vs Bohr yang unik dan menarik sekaligus fenomenal yang bila ditarik secara lebih jauh (ke ranah filisofis) Â bakal jadi pertarungan metafisis teis vs ateis (?)
Selalu menarik pertanyaan ; siapa diantara kedua orang ini ; Einstein dan Bohr yang benar dalam pertikaian (filosofis) nya soal dunia quantum ? (Yang membuat Einstein mengeluarkan pernyataan filosofis "Tuhan tidak bermain dadu")
Pertikaian keduanya walau awalnya elementer tapi sebenarnya lambat laun bergeser ke bersifat filosofis-masuk ke ranah yg bukan sainstifik lagi, maka merekonstruksi pertikaian yang terjadi antara keduanya pun idealnya ya menyertakan analisis yg bersifat filosofis lagi
Dan artinya mungkin akan terlalu rumit-pelik bila melulu pake prinsip analisis empiristik elementer untuk rekonstruksinya utamanya bagi awam dlm mekanika quantum (seperti saya)
Salahkah meneropong persoalan sainstifik dengan logika-dengan pendekatan filosofistik ?
Menurut saya se rumit apapun persoalan di dunia materi apalagi bila sudah masuk ranah quantum (pusingnya minta ampun) maka bila ingin faham kebenarannya yg bersifat prinsipiil-mendasar tetaplah mesti ditarik ke ranah filosofis
Makin kita menarik persoalan rumit ke hal prinsipiil maka makin kita akan menemukan kebenaran essensial yang mudah ditangkap dan difahami
Terperangkap dlm persoalan dunia materi yg terlalu rumit tanpa mau menariknya kpd hal konsep sederhana dan prinsipiil percayalah kalian semua hanya akan terjebak dalam hipotesa hipotesa tak berkesudahan
(Yang sy sebut "kalian" bisa anda semua,termasuk Einstein,Bohr, Hawking ,Dawking dlsb.)
Maka sains jangan pernah antipati dengan filsafat-wacana rasionalitas apalagi menyebutnya is dead.Rasionalitas bisa digunakan misal mengkritisi teori sains dan membantu memposisikan dan sekaligus rekonstruksi beragam persoalan sains sekaligus membantu memecahkannya
Awal kebenaran (dan ilmu pengetahuan) adalah hal filosofis dan muara atau ujung dari persoalan kebenaranpun itu bersifat filosofis pula walau filosofi itu ujungnya harus ada pada Tuhan