Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Misteri Ketakterbatasan di Luar Ruang Alam Semesta yang Terbatas

11 Juni 2020   22:27 Diperbarui: 12 Juni 2020   11:56 1409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: freepik.com

Ketakterbatasan dalam ranah agama hanya dapat kita fahami apabila kita mengaitkannya dengan dzat Tuhan karena kitab suci mendeskripsikan Tuhan sebagai maha tak terbatas yang artinya Ia tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dan artinya kalau Tuhan hanya menghuni ruang semesta maka ia akan terikat oleh ruang dan waktu beserta segala hukum dan sistem yang ada didalamnya.

Itu sebab Tuhan selalu disebut maha tak terbatas karena Ia tidak menghuni ruang seperti alam semesta dan maha kekal karena tidak dikonstruksi oleh waktu yang ada dalam ruang dan karenanya tak dapat disebut berawal dan berakhir karena makna serta definisi berawal dan berakhir itu hanya berkaitan dengan atau hanya ada dalam ruang terbatas, di luar ruang semesta istilah berawal dan berakhir tentu tidak akan memiliki makna.

Tuhan juga disebut maha pencipta itu karena Ia menghuni ketakterbatasan atau karena Ia adalah ketakterbatadan sebab kalau ia menghuni atau hanya ada dalam ruang semesta maka mustahil yang ada dalam ruang semesta bisa menciptakan ruang semesta, artinya yang bisa menciptakan ruang semesta mestilah ketakterbatasan yang dzatnya ada atau meliputi hingga diluar ruang semesta.

Dan bila kita mencoba melihat persoalan ketakterbatasan dengan menggunakan kacamata atau persfective logika maka logika mustahil dapat mendefinisikan secara utuh perihal ketakterbatasan kecuali dengan jalan membandingkannya dengan apa apa yang ada dalam keterbatasan itu karena logika diciptakan Tuhan terbatas hanya untuk memahami hal-hal yang terbatas dan atau yang dapat dibatasi oleh definisi definisi.

Tuhan pun dapat dipahami oleh logika karena di konstruks oleh definisi definisi, d iluar definisi-definisi konstruktif maka biasanya itu menjadi wilayah pendalaman kalbu.

Itu sebab bila ingin konstruktif memahami Tuhan kita harus selalu membandingkan antara apa apa semua yang ada dalam ruang semesta yang terbatas dengan berbagai kemungkinan yang ada dalam ketakterbatasan.

Artinya bila teologi lama banyak berkutat di membicarakan permasalahan konsep ketuhanan dan hubungannya dengan ruang alam semesta dengan segala apa yang ada didalamnya maka teologi baru dapat memperluas membahas hingga membahas wilayah diluar ruang semesta.

Dan bila

Dan tulisan ini mudah mudahan awal dari pendalaman berikutnya tentang masalah ini dan artikel tentang ketakterbatasan dan utamanya hubungannya dengan konsep ketuhanan dapat dibuat di lain waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun