Seorang polisi memberhentikan pengendara mobil yang ketahuan melanggar rambu lalu lintas.dengan sopan sang polisi lalu menyapa sang pengendara :'selamat pagi,maaf anda kami berhentikan karena telah melanggar aturan lalu lintas karena mengemudikan kendaraan sambil melamun memikirkan utang utang...'
Sontak sang pengemudi kaget,lalu balik bertanya kepada pak polisi :'pak saya memang melanggar rambu lalu lintas tapi darimana bapak tahu bahwa saya tengah melamun memikirkan soal hutang ...'
Itu hanya anekdot lucu lucu an tentang sesuatu yang dapat disebut melanggar batas kaidah pengetahuan.bahwa sang pengemudi melanggar rambu lalu lintas secara kaidah keilmuan itu adalah bukti empirik otentik tetapi bahwa si pengemudi disebut tengah melamun memikirkan soal utang utang maka itu adalah wilayah non empirik,wilayah metafisik yang tak bisa diklaim sepaket sebagai 'bukti empirik'.karena bukan bukti empirik otentik maka pernyataan pak polisi tentang 'mengemudi sambil melamun memikirkan utang utang' dapat disebut sebagai hanya asumsi yang kebenarannya tidak bersifat pasti
Nah sekarang analogi diatas dapat kita gunakan ketika kita masuk kedalam ranah dunia sains untuk melihat sampai sejauh mana sains dapat bekerja atau sampai mana wilayah yang masih dapat ditelusur oleh sains dan mana wilayah yang sudah berada diluar jangkauan sains
Sebagaimana kita ketahui sains adalah ilmu fisik dan kekuasaannya hanya berada sebatas di wilayah dunia fisik.sebagai contoh, sains dapat memastikan seseorang masih hidup ataukah sudah mati.tapi sains tidak dapat menelusur apa yang terjadi sesudah seseorang itu mati.bila,ada saintis yang mengatakan bahwa setelah mati ruh seseorang itu masih berada di sekitar tubuhnya maka sejatinya itu bukan kepastian berdasar sains tapi hanya sekedar asumsi belaka,dan pernyataan sejenis itu tak bisa disebut sebagai pernyataan sainstifik tetapi hanya berdasar pandangan pribadi belaka
Sebagaimana analogi diatas bahwa peralatan yang dimiliki polisi hanya dapat menangkap pelanggaran pelanggaran lalu lintas yang bersifat fisik-lahiriah-nampak mata tetapi sebab awal dari terjadinya pelanggaran fisik tersebut yang bersifat non fisik seperti melamun itu sama sekali diluar kekuasaan polisi untuk memastikannya
Nah dalam wilayah sains pun kejadian yang analoginya ibarat polisi yang menuduh 'melamun memikirkan utang' tersebut itu bisa banyak terjadi !
Banyak saintis yang masuk ke wilayah metafisik dan lalu tergoda mengeluarkan statement statement yang bersifat metafisik tapi seolah dengan masih mengatasnamakan sains seolah pernyataannya itu adalah pernyataan sainstifik padahal sejatinya hanya pandangan pribadi sang saintis belaka.
Bila kita menyimak para saintis terkemuka seperti Einstein,Steven Hawking atau Richard Dawkins maka ketiganya banyak bicara masalah ketuhanan,bahkan Hawking dan Dawkins membuat buku yang banyak menyinggung masalah ketuhanan,apakah kegiatan mereka masuk wilayah metafisik itu masih bisa disebut kegiatan sains ? tentu saja tidak.ketika mereka mulai masuk ke wilayah metafisika sejatinya mereka sudah tak bisa lagi membawa bawa sains karena itu merupakan kegiatan diluar sains dan hanya bersandar pada pandangan pribadi masing masing
Apakah buku 'God delusion' adalah buku sains ? tentu saja pasti bukan,tapi buku yang berisi pandangan pribadi Dawkins terhadap masalah ketuhanan
Karena sebagaimana analogi diatas perangkat kepolisian tak punya alat untuk masuk ke wilayah pelanggaran yang bersifat non fisik seperti pengemudi melamun, stress,berkhayal dlsb.kecuali sebatas mengetahui pelanggaran yang bersifat fisik belaka maka sains tidak memiliki peralatan ilmiah untuk masuk ke dunia metafisik dan lalu membuat rumusan rumusan yang bersifat metafisik