Itulah saat dimana kehidupan dunia akan segera berakhir atau saat saat menuju kiamat segera tiba.demikian nubuatan yang dinyatakan para nabi di masa silam
Artinya ada skenario situasional,desain kondisional yang membuat kehidupan mengarah pada pengakhirannya.intinya sebenarnya adalah ketika orang orang sudah tidak lagi tertarik memikirkan kebenaran
Ada berbagai sebab ketika manusia sudah tidak tertarik lagi dengan persoalan kebenaran
Pertama,karena orang sudah tidak tertarik lagi kepada hal hal yang bersifat metafisik dan artinya lebih orientasi memperhatikan hal hal yang bersifat fisik.lebih menyukai permukaan ketimbang kedalaman.tidak menyukai memikirkan hal mendalam semacam makna atau hakikat terdalam dari segala suatu karena terlena oleh hal hal yang bersifat lahiriah-material
Karena Kebenaran (dengan K besar) itu selalu berbicara tentang yang metafisik dibalik yang fisik,tentang yang abstrak dibalik yang lahiriah-material sebab itu memikirkan persoalan kebenaran memerlukan pemikiran mendalam dan salah satu kendala utamanya adalah bila orang sudah terlalu berasyik masyuk dengan hal hal lahiriah-material-nampak mata termasuk ketika filsafat serta ilmu pengetahuan sudah lebih diarahkan ke arah itu dan jalan menuju ilmu pengetahuan ke arah metafisis sudah banyak di tutup
Kedua,ketika persoalan kebenaran sudah di muarakan kepada hal hal yang tidak bersifat substansial atau bukan kepada substansi nya.misal sudah dimuarakan kepada keragaman atau kepada kebebasan individu
Contoh,ketika dua fihak berdebat soal kebenaran maka ada fihak ketiga yang menengahi sekaligus berupaya memuarakan apa yang diperdebatkan tadi kepada hal yang sebenarnya bukan substansi kebenaran.misal ia mencela perdebatan soal kebenaran dan lebih orientasi pada penghargaan tinggi terhadap keragaman pendapat.persoalan kebenaran pun lalu dimuarakan pada kebebasan berpendapat masing masing pribadi dan klaim kebenaran dari satu golongan sudah banyak di cela karena dianggap menghianati prinsip keragaman-kebhinekaan
Persoalan kebenaran pun lalu kehilangaan arah ketika Tuhan serta dalil dalil keilmuan sudah disisihkan demi penghargaan tinggi terhadap keragaman dan kebebasan individu.padahal substansi kebenaran itu bukan pada keragaman dan bukan pula pada individu individu.karena bila persoalan kebenaran sudah di muarakan pada keragaman dan kebebasan berpendapat maka kebenaran otomatis akan seperti menjadi banyak bisa sebanyak jumlah kepala manusia sedang menurut dalil keilmuan yang valid-rasional kebenaran itu hakikatnya harus dan hanya satu dan mengikat keseluruhan secara sama sehingga tak bisa diserahkan pada pendapat masing masing orang yang berbeda beda
Atau misal ketika pembicaraan masalah kebenaran yang bersangkutan dengan agama dimuarakan pada prinsip pluralime yang bersifat menyamaratakan dan mensejajarkan semua yang disebut 'agama' maka substansi kebenaran otomatis menjadi menghilang, itu karena kebenaran (dengan K besar) yang hakikatnya hanya satu dan hanya mungkin ada satu (walau 'infrastruktur' nya beragam-beraneka warna)
Menguatnya pandangan dunia atau worldview terhadap prinsip keragaman-kebebasan individu-prinsip HAM dan demokrasi yang lebih orientasi kepada hak-kebebasan manusia ketimbang prinsip mencari kebenaran sejati itu mungkin yang membuat konsep kebenaran sejati makin memudar atau makin gelap dalam alam fikiran umat manusia.padahal konsep demikian yang dahulu mati matian diperjuangkan oleh para nabi yaitu Tuhan yang satu dan otomatis kebenaran yang hanya mungkin ada satu juga
Artinya,orang tak terarik bicara kebenaran  (dengan K besar-sebagai suatu konsep Ilahiah yang berkonstruksi tunggal) secara mendalam-serius-sungguh sungguh karena konsep demikian sudah nampak samar,absurd,kelabu tertimbun pandangan pandangan atau prinsip prinsip 'manusiawi' semacam prinsip keragaman,pluralisme,hak asasi manusia,post truth,skeptisisme dlsb.yang makin menggejala