Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Antara Prinsip Kebebasan dan Realitas yang Tidak Dikehendaki

24 April 2019   07:46 Diperbarui: 24 April 2019   12:59 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
images : isfcogito.org

Kaum liberal atau para failosof eksistensialist utamanya,selalu menggaungkan prinsip kebebasan bagi manusia dalam segala hal dalam eksistensi kehidupannya. 

Tetapi apa-bagaimana hakikat kebebasan itu sendiri bagi manusia hal itu harus kita dalami serta sadari terlebih dahulu. Dan terkait pendalaman masalah ini sebaiknya didahului oleh sebuah pertanyaan: 

adakah kebebasan yang bersifat mutlak-total bagi manusia?

hubungan antara prinsip kebebasan dan kehendak manusiawi

Bila manusia diberi kebebasan yang bersifat mutlak maka PASTI ia akan memilih hanya hal hal yang sesuai dengan keinginannya dan akan menolak hal hal yang tidak disukai atau yang tidak di inginkannya

Nah bila memakai parameter demikian (antara yang diingini dan yang tidak diingini) untuk mengukur arti kebebasan maka kita akan memahami apa sebenarnya makna kebebasan bagi manusia serta sejauh mana kebebasan yang dapat manusia raih dalam kehidupannya

Sebelumnya harus kita ketahui dan sadari bahwa manusia itu ditelikung oleh hukum kehidupan pasti yang tak bisa dan mustahil untuk di hindari. 

Manusia yang semula muda akan menjadi tua bila dipanjangkan umurnya, manusia yang sehat suatu saat akan mengalami sakit, yang hidup suatu saat akan mati. 

Dan bila kita masuk ke ranah agama Ilahiah maka hukum kehidupan pasti itu akan berlanjut dengan penjelasan bahwasanya yang ber amal di dunia akan dibalasi atau akan diperhitungkan amal perbuatannya di akhirat dimana amal baik akan dibalas baik dan amal buruk akan dibalas buruk,lalu penjelasan tentang adanya tempat pembalasan berupa sorga dan neraka

Nah bila rangkaian kepastian kepastian itu kita kaitkan dengan unsur yang merupakan indikator dari prinsip kebebasan seperti : kehendak, keinginan manusiawi,maka pasti tak ada seorangpun yang misal ingin menjadi sakit, menjadi tua atau menjadi mati, yang berbuat amal buruk di dunia pasti tak ingin kalau amal perbuatannya itu harus dibalas dengan siksaan di akhirat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun