Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dibebaskan tetapi Tidak dengan Pikirannya

23 Januari 2019   15:09 Diperbarui: 23 Januari 2019   22:18 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : www.jpnn.com

Itulah yang terjadi pada seorang pria tua renta bernama Abu bakar ba'asyir.disini saya tidak ingin berada dalam posisi menghakimi seseorang sebagai benar atau salah-bukan kewenangan saya membuat vonis.jadi soal posisi beliau secara hukum-bersalah atau tidak disini tidak akan saya singgung karena itu diluar kewenangan serta pengetahuan saya.disini yang akan dibicarakan lebih kepada aspek filosofis-psikologis di seputar problem pembebasannya.

Dikabarkan beliau telah hendak dibebaskan tetapi kemudian pembebasannya ditangguhkan karena menurut kabar beliau tidak bersedia menandatangani syarat khusus bagi mantan napi terorisme yang hendak dibebaskan.jadi pembebasan beliau tidak 'gratis'-tanpa syarat tetapi ber syarat. dan syarat yang diajukan pemerintah yang harus ditanda tangani adalah prinsip kesetiaan kepada pancasila serta NKRI.jadi pemerintah hendak memberinya kebebasan (fisik) tapi mungkin tidak dengan fikirannya

Nah itulah yang mungkin nampak berat dirasa bagi seorang Abu bakar ba asyir,dan pada prinsipnya bagi seorang 'idealis' yang kukuh-teguh dengan prinsip yang menjadi keyakinannya bila mereka disuruh menerima sesuatu yang 'asing' atau tidak familiar dengan apa yang menjadi idealisme-keyakinannya itu.dengan kata lain bagi seorang idealis yang biasanya memiliki karakter kukuh dan teguh dengan prinsip- keyakinannya maka dipaksa menerima sesuatu yang diluar kesadarannya sendiri adalah sesuatu yang akan dirasa menyiksa secara batiniah atau merupakan suatu yang berkontradiksi dengan alam batin nya

Ini terjadi bukan saja terhadap orang yang kukuh terhadap suatu keyakinan bermotif agama tetapi juga terjadi pada orang yang motif nya bukan agama, misal motif nya adalah 'kebebasan'. mungkin suatu yang pernah dirasakan juga oleh para pejuang kebebasan semisal orang orang yang dihukum mati oleh pemerintahan tertentu yang tidak memberi kebebasan kepada warga negara nya untuk berbeda pandangan dengan penguasa.pejuang 'demokrasi' di negara negara tertentu juga mungkin pernah merasakan hal yang sama atau setidaknya gejolak bathin yang kurang lebih mirip

Atau,bagi seorang yang kukuh dan teguh atau 'idealis' istilahnya maka dipaksa menerima sesuatu yang dipaksakan untuk diterima dan artinya bukan berasal dari kesadarannya sendiri tentu suatu beban mental tersendiri atau suatu yang menyiksa secara batiniah,sehingga konsekuensinya; bila diterima maka itu akan menjadi suatu beban spiritual baginya kelak walau disisi lain memperoleh imbalan kesenangan fisik( kebebasan)

Nah aspek psikologis mengapa beliau sampai menolak syarat yang diajukan pemerintah dan mungkin lebih senang tinggal di penjara dengan fikiran yang bebas karena hal itu tidak menimbulkan kontradiksi dengan dunia batiniah nya maka itu harus difahami baik oleh psikologi publik termasuk oleh pemerintah. sehingga menurut saya tak perlu memaksa nya memberinya kebebasan andai di sisi lain tidak memberinya kebebasan secara spiritual. kecuali bila ikhlas memberinya kebebasan full tanpa syarat apapun,tapi mungkin hal itu dipandang berbahaya atau ber efek negatif bagi keamanan negara,tentu menurut kacamata serta pertimbangan pemerintah

Sebagai cermin mungkin bisa kita lihat bahwa di masa silam dalam sejarah banyak orang yang berkonfrontasi dengan penguasa di masanya,mereka dihukum penjara sebebagian dihukum mati.nah dalam masa penahanan mungkin diantara mereka ada yang pernah ditawari sesuatu oleh penguasa yang kalau diterima itu akan membuat hidup duniawi mereka nyaman dimana sebagian menolak walau sebagian menerima.nah yang menolak ini mungkin berprinsip bahwa 'lebih baik dikerangkeng secara fisik tetapi merdeka secara ruhani'-sebuah prinsip yang membahagiakan mereka secara spiritual sedang membayangkan hidup merdeka diluar penjara dengan fikiran yang terkerangkeng bagi mereka mungkin itu lebih merupakan sebuah siksaan bathin

Jadi soal hiruk pikuk pembebasan Abu bakar ba'asir ini kalau kita melihat dari dua sisi maka di satu sisi kita faham alasan pemerintah yang mengkuatirkan efek negatifnya bagi keamanan negara bila pembebasannya tanpa syarat sama sekali sedang di sisi lain kita faham alasan psikologis-spiritual mengapa Abu bakar menolak syarat yang diajukan pemerintah karena mungkin syarat itu ber kontradiksi dengan idealisme nya-mungkin itu malah akan membuatnya tersiksa secara batiniah

Maka menurut saya yang ideal untuk orang orang yang kukuh dengan prinsipnya adalah; tetap tinggal dipenjara karena walau disana tersiksa karena terkerangkeng secara fisik tetapi batinnya mungkin akan dapat merasakan kemerdekaan-mungkin semacam kebahagiaan tersendiri karena disana fikiran bisa hidup merdeka. Dan bahagia itu artinya adalah 'ketersesuaian dengan alam bathin'

Dan ini bukan semata untuk seorang dengan keyakinan bermotif agama bahkan dimasa lalu juga bagi orang orang semisal yang pernah terlibat pemberontakan PKI maka bagi mereka yang kukuh dan teguh terhadap idealisme nya dan menolak di paksa berubah haluan maka bagi mereka penjara memang lebih pantas karena dalam penjara itu idealisme nya itu justru akan diuji. bila penjara itu ternyata membuat mereka lebih bahagia maka mereka memang lebih pantas tinggal didalamnya.atau sama dengan para pejuang kemerdekaan dulu yang memilih tinggal dipenjara ketimbang tunduk pada apa yang bertentangan dengan cita cita mereka.jadi untuk apa mengeluarkan seseorang yang justru akan tidak berbahagia bila hidup diluar penjara dengan kondisi batiniah tertentu yang tidak mereka kehendaki ?

Sekali lagi ini bukan bicara soal benar-salah (silahkan dengan sudut pandang masing masing) tetapi hanya berbicara soal pergumulan batiniah orang orang yang dipandang publik sebagai individu individu yang kukuh dengan prinsip-keyakinannya dan karenanya disebut 'idealis' apakah idealis bermotif agama, bermotif komunisme-atheisme,demokrasi dlsb.-mereka mereka yang mungkin akan lebih memilih hidup dipenjara dengan fikiran yang merdeka daripada diluar penjara dengan fikiran terkerangkeng.bagi para idealis dari berbagai kategori itu maka kebebasan termasuk kebebasan berfikir-ber eksistensi adalah semacam kebahagiaannya yang paling mendasar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun