Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mewaspadai Jebakan Istilah "Millenial"

21 Agustus 2018   10:07 Diperbarui: 21 Agustus 2018   12:40 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: brandchannel.com

Era modern

Kasusnya mungkin mirip dengan pengalaman generasi orang tua kita zaman dahulu saat mereka masih muda di tahun 60-70an. Saat itu istilah "modern" masih nampak begitu menggema bahkan mungkin di seantero jagat-menjadi parameter budaya populer dunia dan begitu menghipnotis generasi muda saat itu yang kini sebagian sudah pada renta dan sebagian sudah pada pergi menghadap yang maha kuasa itu

Saat itu, segala suatu yang ditampakkan modern seolah dipandang sebagai "baik dan benar" karena seolah sudah merupakan tuntutan zaman dan istilah "kuno" atau "kolot" pun diciptakan sebagai lawanan atau antitesis-nya dan menjadi "sang antagonis zaman" karena dilukiskan sebagai musuh modernisme dan sekaligus simbol ketertinggalan zaman.

Modernisme menjadi simbol 'kebaikan atau kebijakan' zaman dan sebaliknya segala yang dipandang kuno-kolot dipandang sebagai ketidak baikan-kemunduran dlsb.

Dan gelombang efeknya sebenarnya bukan cuma terhadap budaya tetapi juga terhadap cara berfikir termasuk moralitas. Dimana moralitas yang dipandang tidak bersesuaian dengan kemajuan zaman dipandang sebagai sikap ke kolot-kolotan, contoh sikap atau moralitas yang cenderung selalu nunut. Sedangkan sikap-sikap yang memberontak kadang sering di pararelkan dengan ciri kemajuan zaman

Dan lantas yang menjadi parameter dari segala suatu bukan lagi benar atau salah, baik atau buruk tapi modern atau tidak modern-kolot dengan kata lain kebenaran sudah diacukan kepada situasi zaman yang orang simbolkan dalam modernisme. 

Maka anak anak muda saat itu berupaya menyesuaikan diri dengan budaya modernisme, kalau pakaian wanita yang saat itu tren adalah rok mini-belum ada era jilbabisasi seperti saat ini, memakai jilbab di kalangan muda saat itu mungkin malah dianggap simbol ketertinggalan zaman.

Dan itulah saat itu modernisme sering diparalelkan dengan segala suatu yang ke barat barat an atau budaya barat walau tulang punggung modernisme yang sesungguhnya sebenarnya intinya adalah teknologi tapi yang orang serap dan praktekkan malah budaya perilaku sosial nya.

Segala yang memperlihatkan simbol ke modernan diikuti dan ditampilkan untuk memperlihatkan diri sebagai generasi yang tidak ketinggalan zaman walau mereka yang tidak faham teknologi sekalipun. Celakanya adalah apabila yang dipraktekkan itu adalah perilaku sosial yang salah lalu merasa modern hanya karena merasa sesuai dengan parameter ke modernan

............

Era millenial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun