Sebagai manusia kita tentu mengenal dualisme konsep 'benar-salah' sebagai  salah satu grand konsep dasar yang paling fundamental dalam kehidupan umat manusia.dari adanya konsep dasar demikian itu kita mengenal narasi konsep konsep besar lain seperti 'kebenaran', 'hukum', 'moralitas', 'ilmu pengetahuan' dlsb.dan bayangkan bila konsep dasar benar-salah itu tidak ada maka semua konsep besar itu otomatis tidak akan pernah ada,tidak akan ada kebenaran-agama-hukum-moralitas-ilmu pengetahuan dlsb.dan dunia manusia akan sama persis dengan dunia binatang mereka hanya akan mengikuti apa yang diingini rasa perasaan hawa nafsu nya
Dalam agama konsep benar-salah merupakan fundament dasar yang sangat vital dan itu berkaitan dengan konsep konsep turunannya yang lain seperti konsep kebaikan-keburukan,keselamatan-kebinasaan, kebahagiaan-kesengsaraan serta amal perbuatan-balasan akhirat dimana didalamnya sorga-neraka
Di pengadilan seorang hakim bertugas menggali suatu perkara demi untuk agar benar-salahnya dapat ditemukan dan karenanya hukum dapat ditegakkan dengan se adil adilnya terhadap fihak yang dianggap bersalah.atau dalam ujian di sekolah betapa konsep benar salah itu menentukan siapa yang berhak lulus dan siapa yang tidak berhak lulus,dimana dalam ujian akan dinilai mana siswa yang bisa menjawab persoalan yang diberikan secara benar dan mana yang memberi jawaban yang salah
Dan untuk mengenal konsep konsep dasar semisal konsep 'kebenaran' atau 'kebaikan' atau 'hukum' dlsb.maka benar-salah harus dideskripsikan sejelas dan seterang mungkin alias harus 'hitam putih'- harus jelas semisal warna hitam-putih,tidak abu abu-tidak samar.sebab hanya dari konsep benar-salah yang jelas dan terang benderanglah maka konsep kebenaran dan demikian pula hukum dapat ditegakkan.dengan kata lain,benar-salah tak bisa dideskripsikan sesuka hati dengan mengacu pada kebebasan semata tetapi memiliki acuan acuan-aturan-hukum yang terkonsep dalam 'kaidah ilmu pengetahuan'
Dan memang secara bawaan alamiah manusia diberi seperangkat peralatan untuk dapat menangkap dualisme benar-salah atau baik-buruk itu yaitu ; dunia panca indera-akal-hati nurani.dan karena itu bila manusia tidak bisa menangkap adanya benar-salah,baik-buruk itu maka berarti peralatan berfikirnya itu tidak berfungsi secara sempurna.unsur dalam jiwa yang dapat membuat perangkat berfikir itu menjadi tidak berfungsi itu  disebut sebagai 'hawa nafsu'.nah dorongan hawa nafsu itulah yang dengan berbagai motivasi yang bisa membuat benar-salah,baik buruk menjadi abu abu.seseorang yang lebih orientasi kepada pemuasan atau kepentingan hawa nafsu bisa tidak peduli dengan dualisme benar-salah atau baik-buruk
Persoalan yang datang dari dunia filsafatÂ
Sebab itu bila ada fihak-golongan manusia yang berupaya dengan berbagai cara termasuk dengan membuat teori-pemikiran agar benar-salah itu menjadi abu abu-samar-tidak jelas maka bisa kita sebut sebagai 'penjahat kebenaran',itu karena para pejuang kebenaran baik itu dalam dunia sains-filsafat maupun agama mereka adalah yang selalu fokus mencari benar-salah yang se jelas jelasnya dan terang benderang
Contoh dalam dunia sains; ada banyak teori teori hipotetif yang dikemukakan yang derajat kebenarannya belum jelas-masih abu abu karena dianggap baru hanya sekedar teori-hipotesa belaka, sebagaimana contoh besar nya adalah teori Darwin.dan lalu ada fihak fihak yang menyelidiki secara seksama persoalan persoalan seperti itu agar benar-salahnya menjadi jelas dan terang benderang agar tidak lagi menjadi teori atau hipotesa yang menyesatkan publik atau menjadi benalu di dunia sains.dan dalam sains parameter untuk memeriksa kebenaran dari teori teori yang ada yang dikemukakan adalah prinsip empirisme-prinsip keharusan untuk terbukti secara empirik.bayangkan kalau semua teori yang bagaimanapun yang diungkapkan termasuk yang saling berlawanan satu sama lain semua harus dianggap benar maka dalam dunia sains akan terjadi chaos-kekacauan dalam hal konsep kebenaran
Dalam dunia filsafat yang didalamnya adalah rimba pemikiran yang beraneka ragam parameter kebenaran itu adalah hukum logika termasuk kedalamnya epistemologi,dimana hukum logika serta prinsip epistemologi itu akan menyaring mana pemikiran yang masih logic dan mana pemikiran yang sudah tidak logic-sudah tidak bersesuaian dengan prinsip cara berfikir akal sehat.dan bayangkan kalau semua jenis pemikiran termasuk yang saling berlawanan satu sama lain semua harus dianggap benar maka akan terjadi chaos-kekacauan dalam hal kebenaran di dunia filsafat.dengan kata lain adanya hukum logika-epistemilogi itu berfungsi agar dapat jelas mana pendapat atau pandangan yang benar dan mana yang salah secara akali
Demikian pula dalam dunia agama,ada banyak kepercayaan yang konsep dasar nya bahkan saling berlawanan maka apabila semua harus dianggap sebagai benar maka akan terjadi chaos-kekacauan dalam hal pemahaman terhadap konsep kebenaran dalam dunia agama
Artinya,dalam semua institusi besar; sains,filsafat serta agama harus ada parameter-alat ukur untuk menganalisis dan lalu menyeleksi mana yang sebenarnya benar dan mana yang sebenarnya salah.bila proses seleksi ini dihilangkan dengan lebih mengedepankan prinsip demokrasi-kebebasan-keanekaragaman-pluralitas maka konsep kebenaran akan terbunuh